Video itu memperlihatkan seorang petugas polisi kulit putih menggunakan lututnya untuk menekan leher Floyd ke tanah.
George Floyd mengerang "tolong, saya tak bisa bernapas" dan "jangan bunuh saya" sementara itu orang-orang yang lewat menyerukan kepada para petugas untuk melepaskannya.
George Floyd lalu berhenti bergerak, dan ambulans tiba untuk membawanya ke rumah sakit. Tak lama Floyd meninggal di sana.
Pihak berwenang mengidentifikasi empat petugas yang terlibat adalah Derek Chauvin, Tou Thao, Thomas Lane dan J Alexander Kueng.
Media lokal menyebut Chauvin sebagai petugas yang terlihat dengan lututnya berada di leher Floyd.
Federasi Petugas Kepolisian Minneapolis mengatakan para petugas kooperatif selama penyelidikan. Dalam sebuah pernyataan kepada media lokal, federasi mengatakan "sekarang bukan waktunya untuk segera menghakimi".
"Kita harus meninjau semua video. Kita harus menunggu laporan pemeriksaan medis."
Apa tanggapan akan insiden ini?
Saudara lak-laki Floyd, Philonise Floyd berharap personel polisi yang terlibat dalam kasus ini mendapat hukuman mati.
Baca Juga: Satgas Covid-19 DPR Pantau Persiapan New Normal Sektor Usaha
"Saya tidak akan mendapatkan kembali saudara laki-laki saya," ujarnya kepada CNN pada Kamis (28/05).
"Kami butuh keadilan," ujarnya kemudian.
Dengan mata berkaca-kaca, dia mengatakan petugas yang "mengeksekusi saudaranya di siang bolong" harus ditangkap dan dia "muak melihat banyak orang kulit hitam meninggal dunia".
Dia menambahkan dia memahami alasan dibalik kerusuhan yang dipicu oleh kematian saudara laki-lakinya.
Kepala Kepolisian Minneapolis Medaria Arradondo meminta maaf atas "rasa sakit, kesedihan dan trauma" yang disebabkan oleh kematian Floyd dan mengatakan departemennya telah berkontribusi pada "hilangnya harapan" di kota itu.
Ketua Hak Asasi Manusia PBB Michelle Bachelet juga mengutuk kematian Floyd, dengan mengatakan bahwa peran "diskriminasi ras yang mengakar" harus diakui dan ditangani.