Suara.com - Jemaah haji Indonesia yang telah tiba di Tanah Air diimbau untuk tetap menjaga kesehatan dan waspada terhadap gejala Covid-19.
Kepala Bidang Kesehatan (Kabid) PPIH Arab Saudi, dr. Mohammad Imran, mengatakan bahwa penting bagi jemaah untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap gejala penyakit pasca haji.
Tindakan itu dilakukan guna mencegah penyebaran dan komplikasi kesehatan lebih lanjut.
“Bagi jemaah yang sedang mempersiapkan diri untuk pulang ke Indonesia ataupun berpindah dari Makkah ke Madinah, agar selalu menjaga kesehatannya dan mewaspadai gangguan kesehatan yang dipicu cuaca panas ekstrem di Arab Saudi, dengan suhu udara di Makkah mencapai 45 derajat celsius dan di Madinah mencapai 47 derajat celsius, serta kelembapan rendah di bawah 15 persen," kata Imran dalam keterangannya, Selasa (17/6/2025).
Adapun bagi jemaah yang sudah kembali ke Indonesia, Imran berpesan agar segera memeriksakan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat, baik rumah sakit maupun puskesmas, jika mengalami demam, batuk-pilek disertai sesak napas dalam waktu kurang dari 14 hari setelah kembali dari Tanah Suci.
Ia juga menekankan pentingnya menyampaikan riwayat perjalanan kepada petugas kesehatan agar dapat diberikan penanganan yang tepat dan akurat, terlebih saat ini terdapat kenaikan kasus Covid-19 di beberapa negara, termasuk Indonesia.
“Kami mendapatkan informasi bahwa data Covid-19 di Indonesia hingga minggu ke-23 tahun 2025 mencapai 178 orang terkonfirmasi positif," kata dia..
Oleh karena itu, untuk mewaspadai penyebaran Covid-19, bagi jemaah yang sedang batuk-pilek sejak di Tanah Suci hingga pulang ke Indonesia diminta untuk jangan lupa pakai masker, rajin mencuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer, dan segera melaporkan riwayat perjalanannya ke petugas kesehatan untuk mendapatkan penanganan yang sesuai.
Lebih lanjut, Imran menjelaskan bahwa berbagai gangguan kesehatan berpotensi bisa memicu berbagai masalah kesehatan seperti dehidrasi, kelelahan akibat panas (heat exhaustion). Serta memperparah penyakit kronis seperti hipertensi, diabetes, gagal ginjal, gagal jantung, dan penyakit paru kronis.
Baca Juga: Lagi-lagi Jemaah Terlantar, Pelaksanaan Haji Bakal Terus Semrawut jika Kemenag Ogah Berbenah Diri
Imran memaparkan bahwa cuaca panas Arab Saudi yang berbeda dengan suhu udara di Indonesia dapat memicu kejadian akut penyakit kronis seperti hipertensi dan diabetes.
"Kami mencatat hingga hari ke-44 pelaksanaan ibadah haji, jumlah jemaah rawat jalan di kloter mencapai 72 ribu orang, dengan tiga kasus terbanyak adalah ISPA, hipertensi, dan diabetes,” tuturnya.
Imran menambahkan bahwa data jemaah yang dirawat jalan di RSAS sebanyak 238 orang, dengan tiga kasus terbanyak adalah pneumonia, diabetes dengan komplikasi, dan penyakit jantung koroner.
Oleh karena itu, Kabid Kesehatan PPIH Arab Saudi itu mengingatkan kepada jemaah agar cukup beristirahat dan tidak memaksakan diri melakukan aktivitas ibadah yang menguras fisik, seperti umrah sunnah berulang kali atau melaksanakan ibadah Arbain saat di Madinah.
Jemaah juga diimbau menghindari aktivitas di luar hotel pada waktu terik, antara pukul 10.00–16.00 WAS. Jika harus beraktivitas di luar ruangan saat waktu terik, agar menggunakan payung, semprotan wajah, dan membawa air minum.
Selain itu, bagi jemaah lansia dan yang memiliki komorbid, disarankan untuk mengutamakan ibadah lain yang tidak menguras fisik, seperti bersedekah, berzikir, dan membaca Al-Qur’an. Lakukan konsultasi kesehatan secara rutin minimal satu kali seminggu, serta minum obat secara teratur sesuai dosis yang dianjurkan.