Pekerja migran yang terdampar, mahasiswa, pelancong bisnis dan turis juga mengeluh karena tidak dapat meninggalkan Xinjiang.
"Saya bahkan telah melakukan tiga tes asam nukleat tapi pekerja komunitas tidak mengizinkan saya pergi," tulis seorang pengguna dalam kolom komentar yang dijalankan oleh People's Daily, media yang dikelola pemerintah.
![Ilustrasi penularan virus corona. [Shutterstock]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2020/07/16/76214-ilustrasi-virus-corona.jpg)
Pada konferensi pers Kamis lalu, pejabat kesehatan lokal di Xinjiang mengatakan bahwa situasi epidemi tetap rumit dan parah.
Sekitar setengah dari 21 juta orang Xinjiang adalah etnis Uighur dan Muslim Turki lainnya dan banyak dari mereka mengeluhkan penindasan politik dan agama selama beberapa dekade oleh Partai Komunis yang berkuasa di China, yang dibantah oleh pemerintah.
Aktivis menuduh pemerintah China memenjarakan sekitar satu juta orang Uighur dan orang Turki lainnya di kamp Xinjiang. Beijing menggambarkan mereka sebagai pusat pelatihan kejuruan untuk melawan radikalisme Islam.