Namun, Tito menilai negara-negara demokratis akan mudah menerapkan kebijakan penanganan covid-19 kalau negeri itu didominasi masyarakat kelas menengah.
Tito menjelaskan, untuk menyosialisasi 3M, secara tidak langsung juga berbicara soal kendali sosial.
Sebab tidak semua golongan masyarakat mudah mengikuti kebijakan yang dikeluarkan pemerintah.
Untuk masyarakat kelas menengah, Tito menilai akan lebih mudah melaksanakan 3M karena memiliki kemampuan intelektualisme.
Masyarakat kelas menengah, kata dia, menyadari 3M itu penting di tengah pandemi covid-19 dan memiliki uang untuk membeli masker atau pelindung diri lainnya.
Sementara masyarakat bawah mungkin akan kesulitan, karena terimpit kebutuhan ekonomi sehingga lebih mementingkan mencari uang atau bahkan ada yang tidak percaya covid-19 karena kurangnya edukasi.
"Mereka bilang masker hoaks, jangan kan pakai masker, Covid-19 dibilang hoaks, tidak ada, konspirasi saja. Mereka enggak mau konfirmasi dari sumber-sumber terbuka yang mudah diakses."