Bunda Teresa, Sosoknya di Mata Keponakan

Deutsche Welle Suara.Com
Jum'at, 04 September 2020 | 21:06 WIB
Bunda Teresa, Sosoknya di Mata Keponakan
[DW Indonesia].
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

"Dia tiba di Skopje dengan dua pasang sandal. Yang satu sudah compang-camping, yang lainnya masih baru. Saya bertanya kepadanya: Mengapa tidak pakai yang baru?

Dia menjawab: 'Perjalananku panjang, dan akan lama, Anakku. Aku harus menyimpan yang baru'," kenang Gumbar. Saat itu, perempuan yang pada tahun 2016 dinyatakan sebagai santa ini datang membawa tas yang sangat kecil.

Ketika keluarganya menawarkan untuk membeli pakaian baru untuknya, dengan sopan Bunda Teresa menolak.

“Dia sangat bersahaja dan sederhana dalam segala hal. Saya ingat dia hanya makan satu kali dalam sehari. Dia berkata: 'Saya tidak butuh apa-apa selain cukup tahu bahwa orang miskin di dunia punya sesuatu untuk dimakan hari ini.'

Pelajarannya sederhana dan mulia: Semakin banyak Anda membantu orang miskin, Anda semakin kaya. Tidak ada yang penting selain mencintai dan membantu orang lain," ungkap Gumbar.

Dari keluarga berkecukupan

Saat ditanya, bagaimana kira-kira pendapat bibinya terhadap sekian banyak perhiasan mahal yang ada di tokonya itu?

Gumbar dengan sederhana menjawab "perhiasan ini tidak akan berarti apa-apa baginya. Dia dibesarkan di keluarga berkecukupan.

Ayahnya, Nikola, adalah seorang pedagang, berjualan tembakau, obat-obatan dan emas, dari Macedonia hingga Rumania. Dia memiliki segalanya dan kehidupan yang nyaman," kata Gumbar.

Baca Juga: Paus Fransiskus Sahkan Aturan Baru Antikorupsi di Vatikan

"Tapi dia menganggap semua ini tidak penting. Baginya, yang paling penting adalah iman kepada Tuhan, serta kasih dan pertolongan bagi mereka yang membutuhkan: orang sakit dan orang miskin."

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI