Perjanjian damai antara Israel-UEA memiliki lampiran substansial tentang berbagai cara kedua negara ingin menjadi lebih dekat, baik secara diplomatik dan ekonomi.
Sedangkan perjanjian Israel-Bahrain jauh lebih sedikit, dengan sedikit substansi selain komitmen yang dinyatakan untuk membangun hubungan diplomatik.
Terlepas dari itu, Donald Trump menyebut kesepakatan tersebut sebagai perjanjian antara negara-negara yang berperang.
"Bahkan Bibi lelah dengan perang," candanya dalam pertemuan dengan Netanyahu, menggunakan nama panggilan pemimpin Israel tersebut.
Trump akan maju dalam pilpres pada 3 November dan mencari dukungan dari kelompok pro-Israel, dan evangelis Kristen.
Israel berharap negara-negara Teluk lainnya, seperti Oman dan Arab Saudi, juga akan menandatangani kesepakatan berdasarkan keprihatinan bersama tentang pengaruh militer Iran yang meningkat.
Israel, yang menganggap Iran musuh bebuyutannya, telah membom pasukan Iran di Suriah. Arab Saudi, sementara itu, bersaing dengan Iran untuk dominasi regional.
"Israel tidak merasa terisolasi sama sekali," kata Netanyahu pada hari Selasa sambil duduk di samping Trump sebelum upacara.
"Kami menikmati kemenangan diplomatik terbesar dalam sejarahnya. Saya pikir orang-orang yang merasa terisolasi adalah para tiran di Teheran." ujar Netanyahu.
Baca Juga: Mulai Jumat, Israel Terapkan Lockdown Nasional Selama Tiga Minggu
Netanyahu secara konsisten berargumen bahwa peran Israel yang paling banyak dikecam atas nasib jutaan rakyat Palestina tidak perlu dikaitkan dengan hubungan negaranya dengan dunia Arab.
Di bawah kesepakatan UEA, Netanyahu hanya setuju untuk "menangguhkan" tetapi tidak sepenuhnya meninggalkan ambisinya untuk mencaplok Tepi Barat yang diduduki.
"Pada akhirnya, kekuatan membawa perdamaian." ujar Netanyahu pada hari Selasa.