Infografis
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan dia sangat sedih dengan meninggalnya sang Emir. Guterres mengatakan bahwa dia adalah simbol luar biasa dari "kebijaksanaan dan kemurahan hati," pembawa pesan perdamaian dan pembangun jembatan.
Sekretaris Jenderal menambahkan bahwa Sheikh Sabah selalu berada di "baris pertama memobilisasi komunitas internasional dalam tindakan solidaritas bagi mereka yang membutuhkan."
"Kami hanya ingin menyebutkan pencapaian Yang Mulia almarhum Emir yang mengabdikan hidupnya untuk membawa perdamaian dan stabilitas di kawasan," kata Kedutaan Besar AS di Kuwait dalam sebuah tweet.
Di wilayah tersebut, Raja dan Putra Mahkota Arab Saudi juga berduka atas kematian Emir dalam sebuah pernyataan, menurut media pemerintah.
"Raja Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud dan Putra Mahkota Muhammad bin Salman menerima dengan sangat sedih berita kematian Yang Mulia Sheikh Sabah Al-Ahmad Al-Jaber Al-Sabah," kantor berita negara Saudi SPA melaporkan.
Yordania telah mendeklarasikan 40 hari berkabung. "Hari ini kami kehilangan seorang saudara yang hebat dan pemimpin yang bijak yang mencintai Yordania," cuit raja Yordania, Raja Abdullah.
"(Dia) tidak ragu-ragu dalam upaya kebajikan untuk melakukan segala upaya untuk mempersatukan barisan Arab." sambungnya.
Seorang juru bicara Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi juga mengeluarkan pernyataan yang memuji kepala negara Kuwait dan menyebutnya sebagai "pemimpin yang hebat".
Presiden Lebanon Michel Aoun juga memuji Emir sebagai "saudara yang baik bagi Lebanon, dan teladan kesopanan, kesederhanaan dan kebijaksanaan."
Baca Juga: Lecehkan Seksual Pasien Covid-19 di RS, Perawat Pria Ini Ditangkap
