Kondisi memanas di Myanmar langsung memancing beragam komentar dari berbagai negara dan menuntut setiap pihak menghormati hasil pemilihan.
"Amerika Serikat menentang setiap upaya untuk mengubah hasil pemilu baru-baru ini atau menghalangi transisi demokrasi Myanmar, dan akan mengambil tindakan terhadap mereka yang bertanggung jawab jika langkah-langkah ini tidak dibatalkan." jelas juru bicara Gedung Putih Jen Psaki.
Pemerintah Australia mengatakan pihaknya "sangat prihatin" dan menyerukan pembebasan segera para pemimpin yang ditahan secara tidak sah.
Jepang juga ikut menanggapi dengan mengatakan sedang mengamati situasi dengan cermat, namun tidak memiliki rencana untuk memulangkan warga negara Jepang dari Myanmar.
Untuk diketahui, Myanmar, juga dikenal sebagai Burma, diperintah oleh junta militer hingga reformasi demokrasi dimulai pada tahun 2011.