Masa Depan Barang Bekas Label Berkelas Ada di Lemari Pembeli

Rabu, 17 Maret 2021 | 10:24 WIB
Masa Depan Barang Bekas Label Berkelas Ada di Lemari Pembeli
DW
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Sementara industri fesyen diproyeksikan mengalami keterpurukan finansial terbesar selama pandemi COVID-19, industri penjualan kembali justru berkembang pesat.

Melalui platform penjualan kembali seperti Vestiaire Collective dan Rebelle, konsumen dapat menjual pakaian yang tidak diinginkan dan bisa dilihat langsung oleh konsumen lainnya secara online.

Vestiaire Collective mengalami kemajuan pesat lebih dari 100% dibanding tahun lalu, 140 ribu item baru diunggah ke platform setiap harinya.

"Beberapa bulan terakhir adalah yang terbaik dalam sejarah bisnis kami," kata Schönemann dari Rebelle kepada DW.

Platform penjualan kembali sangat populer di kalangan milenial dan Gen Z, yang lebih hemat dan fokus pada keberlanjutan hidup.

Dengan mengabaikan industri barang bekas, merek-merek fesyen mewah telah kehilangan kesempatan untuk menarik pasar yang besar.

Kemewahan yang terjangkau Harga yang terjangkau adalah alasan utama maraknya penjualan barang mewah bekas.

"Saya tidak akan membeli tas tangan Chloé di toko, tapi baru-baru ini saya membeli tas tangan bekas secara online," kata Barthel.

Dengan bermitra dengan konsumen penjualan kembali, merek-merek mewah seperti Alexander Mcqueen, Gucci, dan Burberry perlahan-lahan berusaha membangun loyalitas dengan pelanggan yang lebih muda di tengah kelesuan pertumbuhan ekonomi.

Baca Juga: Akuarium Karya Pria Klaten: Hiasan Istana Merdeka dan Dipesan Raffi Ahmad

"Merek-merek mewah ingin mempertahankan dialog yang konstan dengan klien, baik melalui saluran langsung maupun pada platform alternatif," kata Chauvet.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI