Ya memang ada diskriminasi-diskriminasi yang kami rasakan juga di sini, saat kemarin kami sedang mengurus masalah itu. Kami dianggap seperti suspect COVID-19 dan kami tidak diperkenan menggunakan lift di hall dan di hotel.
Kami seharusnya kan pulang pergi dari hotel ke hall menggunakan shuttle bus, tetapi kemarin saat kami konfirmasi ke BWF terkait e-mail NHS, mereka tidak mengizinkan kami untuk naik shuttle bus itu.
Kami harus jalan kaki dari hall ke hotel, meski berdasarkan aturan bahwa tim yang terlibat dalam All England tidak boleh berjalan kaki.
Banyak kejanggalan yang terjadi sebenarnya, seperti saat kami naik pesawat dan tiba di Birmingham hari Sabtu (13/03), tetapi kenapa e-mail NHS baru sampai ke kami hari Rabu (17/03)? Kalau memang ada yang terindikasi COVID-19, seharusnya pemberitahuan itu bisa segera diumumkan.
Kami diminta isolasi 10 hari terhitung dari hari Sabtu (13/03), dan hari Minggu (14/03) juga tidak keluar kamar karena menunggu hasil tes PCR. Pada hari Senin (15/03) dan Selasa (16/03), kami sudah latihan di hall dan bertemu dengan teman-teman dari negara lain.
Kalau memang kami dianggap terindikasi COVID-19, bukankah sebaiknya mereka (pemain dari negara lain) yang berinteraksi dengan kami di satu ruangan yang sama juga seharusnya menjalani isolasi?
Upaya apa yang masih dilakukan agar tim dapat melanjutkan pertandingan?
Kami fokus menuntut keadilan, sekaligus meminta tes PCR ulang untuk membuktikan bahwa kami dalam kondisi sehat dan tidak menunjukkan ada gejala COVID-19. Hingga saat ini kami belum melakukan tes PCR ulang, meski memang seharusnya seluruh tim dari semua negara pada hari ini (18/03) dijadwalkan untuk tes kedua.
Kalau tadi saya lihat daftar peserta tes PCR hari ini (18/03), tim Indonesia tidak tercantum. Kami tidak tahu kenapa. Sampai sekarang kami juga masih menunggu apakah masih ada kesempatan atau tidak, yang pasti dari KBRI di London sudah menghubungi Duta Besar Inggris di Jakarta untuk meminta kejelasan dan transparansi mengenai masalah ini sekaligus perihal diskriminasi-diskriminasi yang kami alami.
Baca Juga: Ratusan Pesepak Bola Muda Sumbar Ikuti Seleksi Timnas U-16 dan U-19
Wawancara untuk DW Indonesia dilakukan oleh Hani Anggraini dan telah diedit sesuai konteks. (ha/as)