Melayani di tempat pemakaman tidak boleh dilatari faktor ekonomi semata. Gunan meyakini kalau yang memotivasi kerja di tempat pemakaman hanya untuk mencari uang, dijamin tidak akan betah.
Ketika menceritakan hal itu, dia teringat pengalaman seorang teman yang akhirnya tidak kuat bekerja di tempat pemakaman.
“Sebelumnya saya selalu nasihatin dia, kalau kerja kayak gini kalau difaktorin sama ekonomi jangan coba-coba ke sini. Karena jadi ada penyesalan kalau nggak dibarengi dengan keikhlasan. Kalau kerja begini kita anggap sebagai ibadah.”
Gunan percaya dengan bekerja ikhlas dan sungguh-sungguh, rezeki dari Sang Khalik akan turut menyertai.
Anggaran untuk mengurus makam sampai honor bulanan untuk pengurus makam berasal dari beberapa sumber, di antaranya dari dana Dewan Kesejahteraan Masjid dan sumbangan dari para ketua rukun tetangga serta rukun warga.
Honor Gunan setiap bulan sekarang rata-rata Rp1 juta.
Gunan tidak pernah mempersoalkan besaran honor yang diterima. Bagi dia, semua yang diperolehnya adalah berkat yang harus diterima dengan ikhlas dan dia percaya Yang Maha Kuasa tak kurang cara untuk memperlancar rezeki manusia.
“Alhamdulillah saya dikasih jalan dengan usaha seperti ini (dagang dimsum), mungkin itulah keberkahannya. Walaupun di situ (jaga makam) mungkin sedikit (penghasilan), tetep saya jalani, saya nggak mau membebani masyarakat bahwa saya harus digaji sekian baru mau ngurusin makam. Itu mah terserah inisiatif warga Bojongkulur aja. Seandainya ada lebihnya mungkin ya rezeki saya.”
Yang paling disyukuri Gunan lagi, orang-orang tercinta di rumah mendukung tugas-tugasnya dalam menjaga Blok Lingkung dan mereka tidak pernah mengeluhkan besaran penghasilan dari sana.
Baca Juga: Kisah di Balik Sukaria Badut Jalanan
Kriminalitas di pemakaman
Sebelum menjumpai Gunan di Superindo, siang hari itu saya terlebih dahulu masuk area pemakaman melalui gerbang utama yang terletak di antara pasar dan musala. Saya bermaksud menemui penjaga makam di sana, sayangnya semua sedang tidak berada di tempat, sampai akhirnya petugas kebersihan Pasar Desa Bojongkulur memberikan petunjuk bagaimana menemui Gunan.
Setelah melewati jalan menanjak nampaklah ribukan nisan, baik yang masih baru maupun yang sudah lama, di atas lahan yang menurut Gunan luasnya sekitar dua hektare.
Posisi tempat pemakaman umum yang lebih tinggi selalu menyelamatkannya dari luapan Sungai Cileungsi jika musim penghujan tiba. Banjir biasanya hanya sampai depan gerbang makam dan menggenangi pasar serta pemukiman di sekitarnya.
Di bagian tengah pemakaman terdapat bangunan serbaguna berukuran kecil bertuliskan Pondok Pusara. Di dekatnya terdapat kotak kaca untuk menampung infaq, sama seperti yang ditempatkan di dekat gerbang.

Bangunan ini difungsikan untuk tempat ibadah sekaligus gudang penyimpanan berbagai peralatan penunjang proses pemakaman jenazah, di antaranya tiga keranda yang teruat dari besi yang terlihat paling mencolok.