Pada saat itu, Herlambang berusaha menanyakan alasan pemecatannya, sekaligus bertanya apakah dia mendapatkan uang pesangon. Meski diakuinya, tidak memiliki perjanjian hitam di atas putih dengan bosnya terkait statusnya sebagai sopir pribadi.
“Saya tanya lagi kan, ‘Ini saya hanya nanya saja bu, inikan ibu yang memperhentikan saya. Saya juga kan diperhentikan karena sakit, bukan karena saya membuat kesalahan. Ini saya dapat pesangon nggak bu?” ujar Herlambang.
Namun, respons dari bosnya itu di luar dugaan pemuda tersebut. Sang majikan justru memaki-maki Herlambang saat menanyakan soal uang pesangon.
“Dia malah marah-marah ke saya. ‘Jangan gila kamu, gini-gini,’ kata dia gitu. Ya sudah, mau bagaimana lagi, akhirnya saya berhenti (dipecat),” kata Herlambang pasrah.
Pengakuannya, dia telah bekerja sekitar tiga bulan dengan bosnya tersebut. Dia mengklaim selama bekerja tidak pernah membuat kesalahan yang fatal.
“Palingan kayak kesalahan-kesalahan kecil. Mobil kotor dikit doang. Kalau kesalahan fatal kayak mencuri, barang hilang itu enggak pernah,” kata Herlambang.
Tulang Punggung Keluarga
Herlambang pun bingung harus melanjutkan hidup. Meski belum menikah, dia dan adiknya merupakan tulang punggung keluarga.
Ibunya hanya ibu rumah tangga, sedangkan ayahnya sakit-sakitan karena terkena diabetes dan sudah tidak bekerja lagi. Padahal bosnya juga mengetahui posisinya yang menjadi tulang punggung keluarga.
Baca Juga: Update COVID-19 Jakarta 16 Juli: Positif 12.415, Sembuh 8.452, Meninggal 102
Kekinian Herlambang kembali menjalani aktivitas sebelumnya, yakni menjual ikan hias kecil-kecilan, sambil mencari pekerjaan yang lebih layak.
Meskipun diakuinya, penghasilannya dari menjual ikan hias tak cukup untuk membiayai kehidupan mereka.

“Daripada tidak ada pemasukan,” imbuhnya.
Di samping itu, Herlambang pun merasa iba kepada adiknya. Sebab, setelah menganggur, adiknya harus sendirian yang mencari nafkah untuk keluarganya.
Sekeluarga Positif Covid-19
Kata Herlambang, saat terkonfirmasi Covid-19 pada pertengahan bulan lalu, yang terkena bukan hanya dirinya, namun seluruh anggota keluarganya. Saat itu, mereka harus dievakuasi ke tempat isolasi berbeda di Jakarta.