Namun, jawaban dari bosnya di luar dugaannya. Kabar buruk pun mulai datang kepada Herlambang bak tersambar petir di siang bolong.
“Jadi bos saya bilang gini, ‘Oh iya Mohon maaf Herlambang, bapak sudah dapat sopir pengganti, jadi kamu, mau enggak mau harus sampai di sini saja’, dia ngomong gitu,” katanya mengulang pernyataan bosnya tersebut.
Seketika, keinginannya untuk bekerja kembali sirna. Bingung dan campur aduk dirasakan oleh penyintas Covid-19 itu.
“Wah itu, saya bingung mau ngomong apa kan,” ujarnya.
![Pasien COVID-19 memakai alat bantu oksigen menunggu untuk mendapatkan tempat tidur perawatan di IGD RSUD Cengkareng, Jakarta, Rabu (23/6/2021). [Suara.com/Angga Budhiyanto]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2021/06/23/56831-antrean-pasien-covid-19-di-luar-igd-rsud-cengkareng.jpg)
Dibentak-bentak Tanya Pesangon
Pada saat itu, Herlambang berusaha menanyakan alasan pemecatannya, sekaligus bertanya apakah dia mendapatkan uang pesangon. Meski diakuinya, tidak memiliki perjanjian hitam di atas putih dengan bosnya terkait statusnya sebagai sopir pribadi.
“Saya tanya lagi kan, ‘Ini saya hanya nanya saja bu, inikan ibu yang memperhentikan saya. Saya juga kan diperhentikan karena sakit, bukan karena saya membuat kesalahan. Ini saya dapat pesangon nggak bu?” ujar Herlambang.
Namun, respons dari bosnya itu di luar dugaan pemuda tersebut. Sang majikan justru memaki-maki Herlambang saat menanyakan soal uang pesangon.
“Dia malah marah-marah ke saya. ‘Jangan gila kamu, gini-gini,’ kata dia gitu. Ya sudah, mau bagaimana lagi, akhirnya saya berhenti (dipecat),” kata Herlambang pasrah.
Baca Juga: Update COVID-19 Jakarta 16 Juli: Positif 12.415, Sembuh 8.452, Meninggal 102
Pengakuannya, dia telah bekerja sekitar tiga bulan dengan bosnya tersebut. Dia mengklaim selama bekerja tidak pernah membuat kesalahan yang fatal.