Suara.com - Kakek Ismail yang kini memasuki usia 72 tahun hidup sendirian. Pada 27 Juli 2021 lalu, istri tercinta meninggal dunia akibat terpapar Covid-19.
Ismail menyimpan harapan bisa tinggal di Lingkungan Pondok Sosial milik Pemerintah Kota Surabaya. Dia berharap di sana akan mendapatkan kebahagiaan.
Dia tinggal di sebuah kamar kos berukuran 3X4 meter persegi yang terletak di Jalan Tambak Pring Barat I, nomor 46, RT 3, RW 8, Asemrowo, Surabaya, Jawa Timur.
Semenjak istrinya dimakamkan di TPU Keputih, dia benar-benar hidup kesepian. Kalau malam hari, dia kesulitan untuk memejamkan mata.
“Kadang pagi saya jalan-jalan di kampung. Sekadar cari udara segar. Alhamdulillah kaki masih kuat, mas. Hanya napas kadang terasa sesak dan berat. Kalau siang ya duduk-duduk di dalam kamar saja,” kata Ismail dalam laporan Beritajatim, Kamis (12/8/2021).
Di kamar kos yang ditinggali Ismail terdapat sebuah televisi sumbangan warga.
Dia sudah tidak bekerja. Dia sangat bersyukur untuk memenuhi kebutuhan makan mendapat bantuan dari kecamatan. Setiap pagi mendapat dua kotak nasi untuk makan dua kali dan setiap sore hari satu kotak nasi lagi.
“Kadang ada tetangga yang datang memberi saya air, buah, dan sebagainya. Saya sangat berterima kasih, warga sekitar sangat peduli. Bahkan saat istri saya meninggal, tujuh harinya sempat digelarkan selametan (tradisi Jawa kirim doa untuk orang meninggal) sama warga,” katanya sembari menitikan air mata.
Merasa dilupakan anak
Baca Juga: Warga Baratajaya Surabaya Demo Tolak Gedung SDN Dipakai untuk Isoman
Ismail sebenarnya memiliki enam anak, empat perempuan dan dua lelaki. Tapi, kedua anak lelakinya sudah lama meninggal dunia.