Serangan itu terjadi setelah AS dan sekutunya mendesak warga Afghanistan untuk meninggalkan daerah sekitar bandara karena ancaman militan ISIS.
Dalam sebuah pernyataan, ISIS mengaku bertanggung jawab dan mengatakan salah satu pelaku bom bunuh diri telah menargetkan "penerjemah dan kolaborator dengan tentara Amerika".
AS dan sekutunya telah melakukan salah satu evakuasi udara terbesar dalam sejarah, membawa sekitar 95.700 orang, termasuk 13.400 pada hari Rabu, Gedung Putih mengatakan pada hari Kamis.
Sebuah angkutan udara besar-besaran warga negara asing dan keluarga mereka, serta ribuan pengungsi Afghanistan, telah berlangsung sejak hari sebelum pasukan Taliban merebut Kabul pada 15 Agustus.
AS, Inggris, dan pasukan asing lainnya telah berlomba untuk melakukan pengangkutan udara sebelum militer ditarik sepenuhnya dari negara itu.
AS dan Inggris telah berjanji misi evakuasi akan terus berlanjut, dengan hanya beberapa hari lagi.
Namun awal pekan ini para menteri Inggris memperingatkan Inggris tidak akan dapat membantu semua orang yang berharap dievakuasi tepat waktu.