Siapapun boleh memberikan nasihat termasuk pemimpin dan orang biasa sekalipun. Asalkan ia paham dengan apa yang dibacarakan. Disinilah arti berilmu dalam syarat memberi nasihat.
"Seharusnya orang yang berilmu, tahu secara detailnya sebelum memberi nasihat, jangan sampai salah dalam cara menasehati orang lain," kata Syekh Muhammad Jaber.
3. Dengan kasih sayang
Syarat memberi nasihat yang ketiga ialah berikan nasihat dengan rasa kasih sayang kepada orang yang dinasehati.
"Jangan sampai kita memberi nasihat, kita merasa lebih baik, kita lebih benar, karena ada hubungan antara nasih dan mansuh. Ketika melihat, kita merasa kita lebih baik dan lebih benar, otomatis dia tidak menerima nasihat," tutur Syekh Muhammad Jaber.
4. Lembut
Cara memberi nasihat yang benar adalah secara lembut dan santun. Tidak boleh keras, tidak boleh ada kata-kata kasar dalam memberi nasihat. Untuk siapapun, apalagi untuk pemimpin.
Syekh Muhammad Jaber kemudian memberikan contoh, ada seseorang masuk ke istana Khilafatul Muslimin Harun Rasyid. Seseorang memberi nasihat, memberi kritik kepada Khalifatul Muslimin, Harun Al Rasyid.
"Kata beliau saya mengucapkan nasihat dengan keras dan kasar pada Amirul Mukminin, wajib mendengar nasihat dari saya. Kata Khilafatul Muslimin, kamu tidak boleh bicara, saya tidak mau mendengar nasihat dari Anda," cerita Syekh Ali Jaber.
Baca Juga: 4 Nasihat bagi Kamu yang Tidak Bisa Memaafkan Kesalahan Diri Sendiri, Perlu Diingat!
Khilafatul Muslimin menjelaskan, “Karena Allah SWT mengutus seorang yang lebih baik daripada Anda. Musa ‘alaihissalam, Rasulullah, untuk orang yang lebih buruk daripada saya, adalah Fir’aun, Allah suruh Musa ‘alaihissalam katakan kata-kata yang baik, yang santun dan lembut, padahal Allah Maha Tahu, Firaun itu orang yang sangat buruk. Sampai dia meninggal, mati dalam keadaan buruk, Allah tahu tapi tetap menyuruh Musa’alaihissalam agar memberi nasihat dengan cara yang lembut.”