Jumlah Orang di Dunia Terancam Kelaparan Melonjak, Afghanistan Terparah

Selasa, 09 November 2021 | 18:16 WIB
Jumlah Orang di Dunia Terancam Kelaparan Melonjak, Afghanistan Terparah
DW
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

"Harga bahan bakar naik, harga pangan melonjak, pupuk lebih mahal, dan semua ini memicu krisis baru seperti yang terjadi sekarang di Afghanistan, serta keadaan darurat yang sudah berlangsung lama seperti Yaman dan Suriah," ungkap Beasley.

Krisis di Afganistan "menjadi krisis kemanusiaan terbesar di dunia, dengan kebutuhan negara itu melebihi kebutuhan negara-negara lain yang paling terpukul," lapor WFP.

Keluarga-keluarga mengalami kesulitan di mana kekeringan memperburuk krisis ekonomi yang telah memaksa orang tua untuk membuat "pilihan yang merusak."

Para orang tua menarik anak-anak mereka dari sekolah atau menikahkan mereka lebih awal.

"Sementara itu laporan media dari Afghanistan mengatakan bahwa keluarga-keluarga dilaporkan dipaksa untuk menjual anak-anak mereka dalam upaya putus asa untuk bertahan hidup," kata WFP.

Apa yang perlu dilakukan untuk memerangi kelaparan WFP mengatakan biaya untuk mencegah kelaparan di seluruh dunia telah meningkat menjadi US$7 miliar (Rp98 triliun), naik dari US$6,6 miliar (Rp92,4 triliun) yang diproyeksikan awal tahun ini.

Jumlah itu akan menyediakan satu kali makan dalam sehari untuk setiap orang untuk tahun berikutnya, demikian menurut perhitungan WFP.

WFP mengatakan saat ini sedang berkolaborasi dengan organisasi-organisasi kemanusiaan untuk meningkatkan bantuan bagi mereka yang menghadapi kelaparan.

Namun, sumber daya yang ada masih belum cukup mengimbangi meningkatnya kebutuhan.

Baca Juga: Musim Dingin di Afghanistan Kian Dekat, "Neraka Bumi" Mengintai

"Ketika biaya bantuan kemanusiaan meningkat secara eksponensial, kami membutuhkan lebih banyak dana untuk menjangkau keluarga di seluruh dunia yang telah kehabisan kapasitas mereka untuk mengatasi kelaparan ekstrem," kata Beasley. rap/pkp (AFP, dpa, UN)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI