Ahmad menyebut jumlah baliho Puan yang terpasang cukup banyak. Di sepanjang jalan dari Kantor Kecamatan Candipuro sampai menuju Balaidesa Sumberwuluh baliho itu berderet tiap 30 meter.
“Setiap 30 meter ada baliho, dari kecamatan sampai balai desa saya waktu lewat mungkin sampai ratusan jumlahnya,” ucap dia.
![Sejumlah baliho bermuatan foto Puan Maharani di area pengungsian Gunung Semeru, Selasa (21/12/2021).[Twitter]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2021/12/21/44321-sejumlah-baliho-bermuatan-foto-puan-maharani-di-area-pengungsian-gunung-semeru-selasa-21122021.jpg)
Relawan yang bertugas di wilayah terdampak erupsi Gunung Semeru, Christian Joshua Pale juga mengomentari baliho-baliho tersebut. Christian menyebut baliho-baliho bergambar Puan terpasang persis di depan posko relawan dan pengungsi di Desa Penanggal, Kecamatan Candipuro.
“Persis banget di daerah posko pengungsian Penanggal,” kata Christian, Senin (20/12/2021) dikutip Terkini.id--jaringan Suara.com.
Menurutnya, pemasangan baliho ini menyakitkan hati penduduk setempat. Sebab, baliho terpasang, tetapi kader PDIP tidak terlihat di wilayah yang terisolir.
“Jujur ini menyakitkan hati, kenapa juga balihonya panjang-panjang banyak terpasang seperti ini,” ucap dia.
“Di mana kader-kadernya pada saat di TKP, di zona hitam, di mana bu? Enggak ada, enggak ada,” lanjut dia.
Puan Maharani mengunjungi Kabupaten Lumajang, Jawa Timur untuk melihat kondisi warga terdampak erupsi Gunung Semeru pada Senin (20/12/2021). Dia berencana mengunjungi Kecamatan Pronojiwo dan Candipuro.
“Kami ingin memastikan bagaimana kondisi para warga terdampak erupsi Gunung Semeru, khususnya di wilayah Pronojiwo yang saat ini cukup terisolasi akibat akses jalan utama di daerah tersebut terputus,” kata Puan dalam keterangannya di Jakarta.
Baca Juga: Puan Tak Belajar Empati, Pakai Politik ala Cowboy Tebar Baliho di Area Terdampak Erupsi