Kendati demikian, Freddy menegaskan pihak keluarga tidak ingin membuat asumsi yang terlalu jauh ataupun menuding pihak lain.

Tak Pamit Keluar hingga Pulang Menjadi Mayat
Bryana, anak korban, mengatakan bahwa sang ayah memiliki gangguan pendengaran. Dia mengatakan korban meninggal rumah pada Sabtu (22/1) sore.
Bryana mengaku, ayahnya meninggalkan rumah tanpa sepengetahuan keluarga. Biasanya Wiyanto Halim meninggalkan rumah untuk pergi sebentar. Diakuinya keperluan sang ayah meninggalkan rumah, juga tidak diketahuinya.
"Enggak (izin keluar rumah), karena biasanya papa cuma pergi sebentar ke satu tempat pulang, atau nggak, biasanya pergi beli apa pulang. Enggak sampai yang begini malam," kata Bryana saat konferensi pers di Pluit, Jakarta Utara, Senin (24/1/2022).
Di samping itu karena usianya yang sudah tergolong sangat tua, korban biasanya bepergian dengan sopirnya. Namun, pada waktu itu kebutulan sopir Wiyanto Halim sedang cuti.

Jelas, Bryana, sang ayah juga biasanya hanya bepergian ke Tangerang, Banten untuk mengurus perkara tanah miliknya yang bersengketa dengan seorang.
"Namanya papa saya masih urusan begituan (perkara sengketa tanah) biasanya ke Tangerang," ungkapnya.
Seusai meninggalkan rumahnya, pada malam hari, keluarga mencari keberadaannya. Beberapa kali Wiyanto Halim dihubungi lewat sambungan telepon, namun tidak ada respons sama sekali.
Baca Juga: Tewas Dikeroyok, Polisi Klaim Penembakan Gas Air Mata ke Mobil Wiyanto Halim Sesuai SOP
Keluarga tetap menunggu hingga pukul 05.00 WIB, Minggu (23/1).
Akhirnya sekitar pukul 08.00 WIB ada panggilan masuk dari dari nomor telepon Wiyanto Halim, mengabarkan dia sudah meninggal dunia dan jasadnya berada di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta Pusat.