Suara.com - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) telah menetapkan bahwa 1 Rajab 1443 H jatuh pada Kamis 3 Februari 2022, setelah hilal belum tampak pada Selasa 1 Februari 2022. Saat bulan Rajab, umat muslim dianjurkan berpuasa. Lalu puasa Rajab berapa hari?
Sebelum membahas puasa Rajab berapa hari, mari kita ketahui dulu hukum sunah puasa Rajab. Puasa Rajab termasuk puasa sunnah dan telah diriwayatkan dalam berbagai hadist Nabi. Salah satunya dalam hadist Riwayat Abi Dawud.
Seperti tertulis dalam islam.nu.or.id, dalam hadist tersebut terdapat kisah di mana, Mujibah Al-Bahiliyyah, dari bapaknya atau pamannya, bahwa ia mendatangi Nabi. Kemudian ia kembali lagi menemui Nabi satu tahun berikutnya sedangkan kondisi tubuhnya sudah berubah (lemah/ kurus).
Ia berkata, ‘Ya Rasul, apakah engkau mengenaliku?’ Rasul menjawab, ‘Siapakah engkau?' Selanjutnya terjadi tanya jawab seperti berikut antara Nabi dan Mujibah Al-Bahili seperti berikut:
Mujibah : "Aku Al-Bahili yang datang kepadamu pada satu tahun yang silam."
Nabi : "Apa yang membuat fisikmu berubah padahal dulu fisikmu bagus (segar)."
Mujibah : ‘"Aku tidak makan kecuali di malam hari sejak berpisah denganmu."
Nabi : "Mengapa engkau menyiksa dirimu sendiri? Berpuasalah di bulan sabar (Ramadhan) dan satu hari di setiap bulannya."
Mujibah : "Mohon ditambahkan lagi ya Rasul, sesungguhnya aku masih kuat (berpuasa)."
Baca Juga: Menyesal Jika Tak Menjalankan, 8 Hal yang Didapat Jika Puasa Rajab
Nabi : "Berpuasalah dua hari."
Mujibah : "Mohon ditambahkan lagi ya Rasul."
Nabi : "Berpuasalah tiga hari."
Mujibah : "Mohon ditambahkan lagi ya Rasul."
Nabi : ‘Berpuasalah dari bulan-bulan mulia dan tinggalkanlah, berpuasalah dari bulan-bulan mulia dan tinggalkanlah, berpuasalah dari bulan-bulan mulia dan tinggalkanlah.’
Dari keterangan tersebut, kita bisa memahami Nabi memberi petunjuk kepada Mujibah Al-Bahilliyah bulan-bulan mulia untuk berpuasa termasuk Rajab. Pada bulan Rajab hendaknya tidak dilakukan tersu-menerus melainkan ada jeda waktu.