Kebanyakan dokumen pembicaraan kabinet sudah bisa diakses untuk umum setelah 20 tahun, namun Senator Patrick mengatakan beberapa dokumen mengenai perundingan tentang cadangan gas dan minyak di Laut Timor masih dinyatakan rahasia karena Arsip Nasional berpendapat bahwa informasi tersebut bisa merusak hubungan antara Australia dan Timor Leste.
Minggu lalu Arsip Nasional menyerahkan beberapa dokumen yang semula masih rahasia kepada Senator Patrick namun masih ada beberapa dokumen yang masih bersifat rahasia.
Arsip Nasional mengatakan tidak bisa memberikan komentar mengenai tuduhan terbaru ini karena gugatan Senator Patrick masih dibicarakan di AAT.
Seruan agar terbuka dan transparan
Hubungan Australia dan Timor Leste sangat terganggu dengan adanya tuduhan bahwa Australia merekam pembicaraan para politisi Timor Leste di tahun 2004 untuk mendapatkan informasi perundingan yang membahas cadangan gas dan minyak di Laut Timor.
Operasi penyadapan tersebut diungkapkan oleh seorang mantan staf intelijen yang dikenal dengan nama Saksi K, yang tahun lalu mendapatkan hukuman percobaan tiga bulan karena bersekongkol untuk membeberkan informasi rahasia.
Sejauh ini pemerintah Australia tidak membenarkan atau pun membantah apakah penyadapan itu memang terjadi.
Australia mengirimkan lebih dari 5 ribu tentara ke Timor Leste di tahun 1999 sebagai bagian dari pasukan penjaga perdamaian PBB guna meredakan situasi setelah milisi pro-Indonesia menciptakan kekacauan usai pengumuman hasil referendum.
Senator Patrick bertekad untuk meneruskan upaya hukum untuk mendapatkan akses mengenai catatan pemerintah berkenaan dengan peristiwa tersebut.
"Sikap rahasia kita terhadap peristiwa tersebut mempengaruhi kepercayaan warga di sini," katanya.
Baca Juga: Xanana Gusmao Mengaku Lelah di Parlemen
"Hal yang terbaik adalah bersikap terbuka dan transparan sehingga kita bisa mengerti apa yang terjadi dan kemudian bergerak maju."
Artikel ini diproduksi oleh Sastra Wijaya dari ABC News.