Menurutnya kegiatan perkumpulan itu dipimpin oleh K.H Isa Anshary dengan Sekretaris Jenderal K.H Gozhali Hasan. Katanya, beberapa tokoh ternama menjadi peserta Ijtima tersebut, seperti Buya Hamka, Muhammad Natsir, Syafruddin Prawiranegara, Syahrir, hingga Kahar Mudzakkar.
Haikal Hassan mengatakan bahwa di saat Muktamar di Palembang tersebut, Soekarno justru menghina para ulama.
"Tahu apa yang terjadi di Jakarta? Bung Karno bersama PNI-nya dan PKI-nya dan Nasakom-nya ngata-ngatain ulama sedang rapat dan sedang muktamar," kata Haikal Hassan.
"Mereka menuduh ulama yang sedang rapat itu, yang sedang muktamar itu amoral, kata Bung Karno," lanjutnya.
Haikal Hassan menegaskan bahwa kejadian ini adalah sejarah yang tidak boleh ditutup-tutupi. Meskipun Soekarno orang yang berjasa.
"Bung Karno kan proklamator? Iye. Bung Karno kan berjasa? Iye gue tahu. Bung Karno hebat? Setuju," ujar Haikal Hassan.
"Tapi jangan lupa Bung Karno tukang penjarain para ulama bersama Nasakom-nya! Silakan bantah kalau bisa! Silakan bantah kalau bisa!" sambungnya.