"Saya enggak pernah seenaknya hlo. Saya enggak pernah seenaknya hlo," bela sang dosen.
Jawaban dosen itu rupanya membuat para mahasiswa semakin ngegas. Seorang mahasiswa lain lantas nekat bertanya apa maunya dosen tersebut, yang membuat suasana perkuliahan semakin memanas.
"Maaf, maaf bunda. Sekarang kita harus apa bund? Semua udah kita turutin kemauan bunda," sahut mahasiswa.
Mahasiswi lain bahkan menambahkan dengan panjang lebar mengenai kelakuan dosen yang dinilai tidak menghargai mahasiswanya.
"Misal kelas mundur 1 jam, kita sudah ikutin, semuanya sudah gabung, tapi cuma karena satu dua mahasiswa tidak gabung lalu kelas dibatalkan. Bunda bilang, kita tidak menghargai bunda. Bunda yang tidak menghargai kita," tambah seorang mahasiswi.

"Kita di kelas pun dimarahi, dibilang males kan? Dibilang apalah. Padahal kita selalu ngikutin, tugas dikerjakan. Tapi emang bunda yang tidak bisa menyesuaikan," sambungnya.
Sang dosen lantas mulai emosi melihat mahasiswa satu kelas mengeroyoknya. Ia juga heran kepada anak didiknya itu karena dinilai sembarangan menuduh dan melawannya.
"Ya kenapa kalian semua ngeroyok saya sih? Heh adinda, kamu jangan sembarangan ya sama saya. Saya gak pernah bilang orang lagi malas gitu. Kamu itu apa sih. Kalian itu kenapa sih tiba-tiba semua pada ngelawan saya?" kata dosen ini.
"Berapa kali bunda, saat kita melakukan kesalahan sedikit tapi bunda langsung marah. Tapi ketika bunda melakukan kesalahan, apakah kita langsung marah? Tapi yang ini sudah keterlaluan bunda. Kita juga mahasiswa sudah berusaha sebaik-baiknya," balas mahasiswi.
Baca Juga: Agus Harimurti Yudhoyono: Masyarakat Takut, Berbicara Sedikit Ditangkap
Mendengar balasan marah mahasiswinya, dosen ini mulai menanyakan apa mau para mahasiswanya, apakah mau melanjutkan kuliah atau tidak. Sang mahasiswa lantas menyatakan mereka sudah lelah dengan sang dosen.
"Gak ngerti, gak ngerti. Saya enggak ngerti maksud Anda. Saya enggak ngerti maksud Anda semua. Ini kita mau belajar apa enggak sebenernya?" tanya dosen ini emosi.
"Intinya kami lelah dengan bunda," jawab mahasiswa.
"Kalau kalian emang gak mau belajar sama saya, ya udah. Tapi intinya gak perlu seperti ini. Tepuk tangan buat teman-teman," pungkas sang dosen.
Tak disangka, situasi memanas dalam perkuliahan online itu langsung mencair seketika. Mereka semua bertepuk tangan dengan kompak, di mana sang dosen tertawa melihat mahasiswanya dengan bangga.
Usut punya usut, mereka ternyata sedang menjalani mata kuliah drama. Sang dosen menjelaskan memberikan ruang di kelasnya agar mahasiswa bisa mengembangkan bakat drama sambil mengekspresikan perasaan mereka.