"Di situlah kasus terburuk atau skenario "bear case" untuk pasar, dan itulah yang kami lihat. Tidak ada pembeli di sini untuk mengambil risiko, dan ada banyak penjual di luar sana, jadi pasar ini terpukul sangat keras," tambahnya.
Arus perdagangan Rusia bergeser ke Cina Amerika Serikat siap untuk melepaskan serangkaian sanksi yang lebih luas terhadap Rusia.
Namun, sejauh ini AS dan sekutunya belum pernah mencoba untuk memotong ekonomi senilai $1,5 triliun dari perdagangan global, dan tidak jelas seberapa besar tekanan yang bahkan dapat diberikan sanksi Barat terhadap Moskow.
Tinjauan terhadap data perdagangan Bank Dunia dan Perserikatan Bangsa-Bangsa menunjukkan bahwa sejak sanksi yang lebih rendah dijatuhkan pada tahun 2014 setelah Rusia mencaplok Krimea, Cina hadir sebagai tujuan ekspor terbesarnya.
Sanksi baru dapat mendorong Moskow untuk mencoba memperluas hubungan perdagangan dengan Beijing dalam upaya untuk menghindari pembatasan, kata Harry Broadman, mantan negosiator perdagangan AS dan pejabat Bank Dunia.
"Masalah sanksi, terutama yang melibatkan produsen minyak, yaitu Rusia, akan menjadi kebocoran dalam sistem,” kata Broadman.
"Cina mungkin berkata, 'Kami akan membeli minyak di pasar terbuka dan jika itu minyak Rusia, biarlah.'”
Rusia menyumbang 1,9 persen dari perdagangan global pada 2020, turun dari 2,8 persen pada 2013, menurut data Bank Dunia. PDB 2020 berada di peringkat ke-11 secara global, antara Brasil dan Korea Selatan.
Tinjauan terhadap data perdagangan Rusia di database World International Trade Solution Bank Dunia menunjukkan bahwa ketergantungan Rusia pada perdagangan global telah menurun selama 20 tahun terakhir. ha/yf (AP, Reuters)
Baca Juga: Negaranya Invasi Ukraina, Petenis Rusia Medvedev Dukung Perdamaian
