Sederet Fakta Perundingan Rusia dan Ukraina, Akankah Perang Ini Berujung Gencatan Senjata?

Rifan Aditya Suara.Com
Selasa, 01 Maret 2022 | 16:20 WIB
Sederet Fakta Perundingan Rusia dan Ukraina, Akankah Perang Ini Berujung Gencatan Senjata?
Sederet Fakta Perundingan Rusia dan Ukraina, Akankah Perang Ini Berujung Gencatan Senjata? - Potret Bendera Rusia dan Ukraina. (Allkpop)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pada hari Senin (28/2/2022) waktu setempat, delegasi Rusia dan Ukraina melakukan pertemuan di perbatasan Belarusia untuk pertama kalinya. Apa saja fakta perundingan Rusia dan Ukraina yang dapat kita lihat? 

Kedua negara yang tengah berperang itu berunding untuk membahas soal gencatan senjata. Namun sayangnya, perundingan keduanya menemui jalan buntu. Kedua pihak memutuskan untuk kembali ke ibu kota mereka untuk berkonsultasi. Berikut ini ada beberapa fakta perundingan Rusia dan Ukraina yang perlu diketahui:

1. Rusia dan Ukraina Sepakat Berunding Lagi

Kedua pihak sepakat untuk melakukan perundingan negosiasi kedua guna mengembangkan tuntutan utama Ukraina soal gencatan senjata. Dikutip dari AFP, kepala delegasi Rusia, Vladimir Medinsky sepakat untuk melakukan perundingan putaran kedua bersama Ukraina.

2. Ukraina Meminta Rusia untuk Tarik Pasukan

Sebelumnya, Ukraina menuntut Rusia untuk melakukan gencatan senjata. Selain itu, Ukraina juga meminta agar Rusia menarik pasukan.

Kantor kepresidenan Ukraina dalam pernyataannya juga menyebutkan bahwa delegasi yang mewakili Ukraina dalam perundingan itu terdiri atas Menteri Pertahanan Oleksiy Reznikov, penasihat Kepala Kantor Krepresidenan Ukraina Mykhailo Podoliak, dan Wakil Menteri Luar Negeri Mykola Tochytskyi. Presiden Volodymyr Zelenksy tidak termasuk dalam delegasi tersebut. 

3. Rusia Ingin Kesepakatan Damai

Delegasi Rusia dipimpin oleh penasehat kepresidenan Rusia, Vladimir Medinsky, dalam perundingan ini. Kepada wartawan, Medinsky menuturkan soal keinginan Rusia untuk mencapai kesepakatan damai dengan Ukraina.

Baca Juga: Menyikapi Konflik Global sebagai Masyarakat Indonesia, Harus Membela Siapa?

Otoritas Ukraina menyebutkan bahwa perintah Presiden Rusia Vladimir Putin untuk menempatkan pasukan nuklir dalam siaga tinggi telah diperhitungkan demi memberikan tekanan menjelang dialog yang akan dilakukan Rusia dan Ukraina di perbatasan Belarusia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI