SIPRI: Perdagangan Senjata ke Negara-negara Eropa Meningkat

Senin, 14 Maret 2022 | 17:13 WIB
SIPRI: Perdagangan Senjata ke Negara-negara Eropa Meningkat
DW

Namun, juga fakta bahwa ia memiliki kemampuan produksi senjatanya sendiri dan gudang senjata utama yang besar, terutama dari zaman Soviet. Pengiriman senjata ke Ukraina umumnya lebih banyak memiliki kepentingan politik daripada militer, laporan SIPRI menunjukkan "pada Februari 2022, beberapa eksportir senjata utama telah membatasi penjualan mereka ke Ukraina karena khawatir akan memicu konflik."

Persenjataan yang Ukraina beli adalah 12 drone tempur dari Turki, 540 rudal anti tank dari AS, 87 kendaraan lapis baja, dan 56 artileri dari Republik Ceko. "Tidak ada sistem senjata tunggal yang akan menentukan hasil perang saat ini," kata Anthony.

"Fokus Rusia pada perang pengepungan, penggunaan artileri berat, dan pemboman yang tidak akurat dari udara adalah pengingat bahwa setiap pembicaraan tentang teknologi baru yang menentukan di medan perang harus diperlakukan dengan hati-hati.”

Anthony berharap konflik tersebut memiliki konsekuensi di luar perdagangan senjata di tahun-tahun mendatang. "Perang di Ukraina telah secara fundamental mengubah geografi politik militer Eropa," katanya.

"Tidak ada lagi ilusi tentang bekerja sama dengan Rusia dalam konsep keamanan yang komprehensif, seperti yang disepakati pada 1990-an. Rusia tidak dapat menjadi mitra untuk masa depan yang tidak terbatas.”

Serangan Rusia di Ukraina juga memberikan hak kepada NATO untuk meninggalkan rasa hormat sebelumnya kepada Rusia termasuk negara-negara anggota timurnya, Anthony mengatakan: "NATO sekarang dibebaskan dari komitmen yang dibuatnya kepada Rusia untuk secara permanen mengerahkan unit-unit tempur utama di negara-negara itu."

"Hasil perang di Ukraina akan menentukan bagaimana hubungan antara NATO dan Rusia dibangun ulang," kata Anthony. (bh/ha)

Baca Juga: NATO Siap Ambil Tindakan Jika Rusia Gunakan Senjata Kimia Di Perang Ukraina

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI