SIPRI: Perdagangan Senjata ke Negara-negara Eropa Meningkat

Senin, 14 Maret 2022 | 17:13 WIB
SIPRI: Perdagangan Senjata ke Negara-negara Eropa Meningkat
DW
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

"Kemunduran besar hubungan antara sebagian besar negara Eropa dan Rusia merupakan pendorong pertumbuhan impor senjata Eropa," tulis Wezeman, "terutama di antara negara-negara yang tidak dapat sepenuhnya memenuhi kebutuhan mereka melalui industri pertahanan mereka sendiri."

Kesepakatan senjata juga memainkan peran penting "dalam hubungan keamanan transatlantik." Amerika Serikat sejauh ini merupakan pemasok utama bagi Eropa, terutama pesawat tempur. Inggris, Norwegia, dan Belanda bersama-sama memesan 71 pesawat tempur F-35 AS.

Pada tahun 2020/21, pesanan lebih banyak datang dari negara-negara yang merasa terancam oleh Rusia, seperti Finlandia dan Polandia masing-masing memesan 64 dan 32 pesawat F-35.

Sementara itu, Jerman memesan lima pesawat anti kapal selam P-8A dari Amerika Serikat. Beberapa ekspor ke Ukraina Impor senjata Ukraina dari 2017 hingga 2021 sangat terbatas.

Rendahnya impor senjata ke Ukraina, menurut SIPRI sebagian dijelaskan oleh sumber keuangan negara yang terbatas.

Namun, juga fakta bahwa ia memiliki kemampuan produksi senjatanya sendiri dan gudang senjata utama yang besar, terutama dari zaman Soviet. Pengiriman senjata ke Ukraina umumnya lebih banyak memiliki kepentingan politik daripada militer, laporan SIPRI menunjukkan "pada Februari 2022, beberapa eksportir senjata utama telah membatasi penjualan mereka ke Ukraina karena khawatir akan memicu konflik."

Persenjataan yang Ukraina beli adalah 12 drone tempur dari Turki, 540 rudal anti tank dari AS, 87 kendaraan lapis baja, dan 56 artileri dari Republik Ceko. "Tidak ada sistem senjata tunggal yang akan menentukan hasil perang saat ini," kata Anthony.

"Fokus Rusia pada perang pengepungan, penggunaan artileri berat, dan pemboman yang tidak akurat dari udara adalah pengingat bahwa setiap pembicaraan tentang teknologi baru yang menentukan di medan perang harus diperlakukan dengan hati-hati.”

Anthony berharap konflik tersebut memiliki konsekuensi di luar perdagangan senjata di tahun-tahun mendatang. "Perang di Ukraina telah secara fundamental mengubah geografi politik militer Eropa," katanya.

Baca Juga: NATO Siap Ambil Tindakan Jika Rusia Gunakan Senjata Kimia Di Perang Ukraina

"Tidak ada lagi ilusi tentang bekerja sama dengan Rusia dalam konsep keamanan yang komprehensif, seperti yang disepakati pada 1990-an. Rusia tidak dapat menjadi mitra untuk masa depan yang tidak terbatas.”

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI