AS skeptis Rusia akan mengurangi aktivitas militer
Menyusul pengumuman bahwa Rusia akan mengurangi aktivitas militernya di sekitar Kyiv dan Chernihiv, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan dia tidak yakin bahwa janji Rusia untuk mengurangi operasi militernya tersebut akan membawa perubahan signifikan dalam konflik.
"Kami akan melihat apakah mereka menindaklanjutinya," kata Biden kepada wartawan setelah mengadakan panggilan telepon dengan para pemimpin Inggris, Prancis, Jerman, dan Italia.
"Sepertinya ada konsensus bahwa mari kita lihat apa yang mereka tawarkan."
Sementara itu, juru bicara Pentagon John Kirby mengatakan bahwa pihaknya mencatat sejumlah tentara Rusia telah pergi.
"Apakah ada pergerakan oleh beberapa unit Rusia menjauh dari Kyiv dalam beberapa hari terakhir ini?
Ya, kami kira begitu. Jumlahnya kecil," ujar Kirby. "Namun, kami menganggap bahwa ini adalah reposisi, bukan penarikan mundur nyata, dan bahwa kita semua harus bersiap untuk waspada serangan besar-besaran terhadap wilayah lain di Ukraina. Itu tidak berarti bahwa ancaman terhadap Kyiv telah berakhir," sambungnya.
Kirby menambahkan bahwa angkatan bersenjata AS sedang mengerahkan pesawat dan pasukannya ke Eropa Timur, di antaranya adalah sekitar 200 unit marinir yang telah dikerahkan ke Lituania dari Norwegia.
Sebanyak 10 jet tempur F/A-18 Hornet dan beberapa pesawat angkut C-130 Hercules, serta sekitar 200 tentara terkait, juga akan dibawa ke Eropa Timur dari AS. Namun, belum diketahui jelas ke negara mana mereka akan ditempatkan.
Rusia enggan menyebut invasi mereka sebagai perang, tetapi menyebutnya sebagai "operasi militer khusus" untuk demiliterisasi dan denazifikasi Ukraina. Ukraina dan sebagian besar dunia telah mengutuk istilah itu sebagai dalih palsu untuk invasi ke negara demokratis. rap/ha (AP, AFP, Reuters, dpa)