"Mereka telah kehilangan rumah mereka, mereka telah melihat tempat perlindungan dibom dan kematian, mereka hampir tidak bisa tidur di malam hari karena mengkhawatirkan orang yang mereka cintai dan masa depan mereka secara keseluruhan. Tolong jaga mereka agar tetap hangat," ujar Olena.
Istri Presiden Prancis, Brigitte Macron, termasuk di antara ibu negara yang pertama menanggapi, membantu perjalanan 20 anak-anak keluar dari Ukraina ke Prancis untuk melanjutkan perawatan kanker.
"Saya ingin berterima kasih kepada semua orang Eropa yang sekarang membantu rakyat kami, menampung mereka, memberi mereka makan," tulis Olena di surat kabar Le Parisien.
Meskipun dia mungkin tidak pernah membayangkan skenario buruk yang sekarang terjadi, namun Olena telah mempersiapkan peran ini sejak hari pertama sebagai ibu negara.
Dalam sebuah pesan untuk konser amal 'Save Ukraine' yang disiarkan pada akhir pekan, dia mendesak negara lain: "Jangan terbiasa dengan perang."
"Sebab di abad 21 ini, Eropa tak boleh terbiasa mendapati anak-anak tertidur dalam desingan peluru dan tak tahu apakah akan hidup esok hari," katanya.
"Kita tak boleh terbiasa dengan kota-kota damai yang berubah menjadi kuburan massal. Perang di Ukraina adalah perang di depan pintu rumah Anda," ujarnya.
"Tetap terbuka, tetap responsif. Tetap di sisi perdamaian dan kemanusiaan. Maka kemenangan Ukraina akan menjadi kemenangan Anda," kata Olena.
Diproduksi oleh Farid Ibrahim dari artikel ABC News untuk ABC Indonesia
Baca Juga: Desak Belanda Setop Perdagangan dengan Rusia, Presiden Ukraina Juga Minta Tambahan Senjata