Indonesia Kecam Aksi Bakar Qur'an yang Picu Kerusuhan di Swedia

SiswantoBBC Suara.Com
Senin, 18 April 2022 | 13:52 WIB
Indonesia Kecam Aksi Bakar Qur'an yang Picu Kerusuhan di Swedia
BBC
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Luar Negeri, mengecam aksi pembakaran kitab suci Al-Qur'an oleh kelompok ekstrem kanan anti-imigran di Swedia. Aksi tersebut telah memicu kerusuhan yang telah berlangsung selama empat hari berturut-turut di sejumlah kota.

"Menggunakan argumentasi kebebasan berekspresi untuk melecehkan agama dan kepercayaan satu kelompok adalah tindakan yang tidak bertanggung jawab dan terpuji," kata Kemenlu RI dalam sebuah pernyataan di situs web resminya.

Kedutaan Besar Republik Indonesia di Stockholm dalam akun resminya di Twitter mengimbau WNI dan diaspora Indonesia di Swedia untuk tetap waspada serta tidak terpancing melakukan tindakan yang melanggar hukum setempat sehubungan dengan 'serangkaian aksi unjuk rasa kelompok ultra kanan yang telah merendahkan agama Islam'.

Media lokal melaporkan tiga orang terluka di kota Norrkping, Swedia timur, pada hari Minggu (17/04) ketika polisi melepaskan tembakan peringatan ke arah para perusuh.

Beberapa kendaraan dibakar dan setidaknya 17 orang ditangkap.

Pada hari Sabtu (16/04), beberapa kendaraan termasuk sebuah bus dibakar di kota Malmo, Swedia selatan, dalam demonstrasi kelompok ekstrem kanan.

Sebelumnya, pemerintah Iran dan Irak memanggil utusan dari Swedia untuk memprotes pembakaran tersebut.

Baca juga:

Kericuhan di Swedia ini bermula pada Kamis lalu (14/04) setelah tokoh ekstremis Denmark-Swedia Rasmus Paludan, yang memimpin gerakan Stram Kurs, atau Garis Keras, mengatakan ia telah membakar teks paling suci bagi umat Islam dan akan mengulangi tindakan tersebut.

Baca Juga: 4 Negara Islamofobia, Rusak Masjid, Ancam Bunuh Muslim Hingga Bakar Alquran

Setidaknya 16 petugas polisi dilaporkan terluka dan beberapa kendaraan polisi dihancurkan dalam kerusuhan pada hari Kamis, Jumat, dan Sabtu di tempat-tempat kelompok ekstrem kanan merencanakan acara, termasuk di daerah sub-urban Stockholm serta di kota Linkping dan Norrkping.

Paludan mengancam akan menggelar demonstrasi lagi di Norrkping pada hari Minggu. Pengumuman itu mendorong para demonstran tandingan untuk berkumpul di sana, lansir Deutsche Welle.

Dalam pernyataan pers, polisi setempat mengatakan mereka melepaskan tembakan peringatan setelah diserang dan tiga orang tampaknya terkena pantulan peluru.

Kepala polisi nasional Swedia Anders Thornberg mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Sabtu bahwa para demonstran tampak tidak peduli pada keselamatan para petugas polisi. Ia menambahkan: "Kami sudah pernah melihat kerusuhan yang ganas. Tapi ini adalah sesuatu yang lain."

Ini kedua kalinya aksi protes terhadap rencana Stram Kurs untuk membakar Al-Qur'an di Swedia berubah menjadi kekerasan. Pada 2020, pengunjuk rasa membakar mobil dan merusak beranda toko dalam bentrokan di Malm.

Paludan - yang dipenjara selama satu bulan pada tahun 2020 karena sejumlah pelanggaran termasuk rasisme di Denmark - juga telah berusaha merencanakan pembakaran Al-Quran di negara-negara Eropa lainnya, termasuk Prancis dan Belgia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI