Tahun lalu, dia memutuskan menyudahi masa pensiunnya dan mencalonkan diri lagi dalam pilpres 2022, setelah menuduh Guterres melanggar konstitusi. Krisis politik di Timor Leste dipandang eksistensial, karena diperburuk dampak pandemi Covid-19 sudah melumpuhkan perekonomiannya.
Menurut Bank Dunia, sebanyak 42 persen penduduk Timor Leste kini hidup di bawah garis kemiskinan. Ramos-Horta menjanjikan reformasi sosial untuk mengurangi angka kemiskinan, menyediakan jaminan kesehatan bagi ibu dan anak, serta membangun rantai komunikasi antara partai politik untuk menjamin stabilitas politik.
"Rakyat Timor Leste membutuhkan pemimpin baru untuk mengentaskan masalah perekonomian di negeri ini,” kata dia. rzn/as (ap,afp)
