Sejumlah siswa juga mengatakan mereka tidak diberikan surat resmi yang menjelaskan kondisi dan durasi beasiswa mereka.
Beberapa siswa mengatakan telah menandatangani kontrak di tahun 2019, beberapa saat setelah beasiswa telah berjalan, yang menjelaskan durasi bagi beberapa jurusan, namun Efika tidak menandatangani dokumen demikian.
Mahasiswa bisnis bernama Jaliron Kogoya mengatakan juga tidak menandatangani persetujuan ini.
Surat sponsor dari pemerintah Papua yang dikeluarkan tahun 2020 menjamin pemberian dana kuliah di University of South Australia hingga Juli tahun ini.
Ia pun sudah diberhentikan.
"Mereka hanya menyuruh kami pulang dan tidak ada lagi harapan untuk kami," ujar Jaliron.
University of South Australia dalam pernyataannya mengatakan telah bekerja sama dengan siswa dan pemerintah Papua sejak permulaan studi dua tahun yang lalu.
"Kami terus menyediakan berbagai dukungan bagi siswa di masa yang menyulitkan ini," ujar juru bicara universitas tersebut.
Setidaknya 84 mahasiswa di Amerika dan Kanada, ditambah 41 siswa di Selandia Baru, juga telah diberitahu pemerintah Papua bahwa beasiswa mereka telah habis dan mereka harus pulang.
Baca Juga: Konjen India di Medan Tawarkan Beasiswa untuk Pegawai Pemkot Tanjungpinang hingga Pertukaran Pelajar
Program terkendala masalah administrasi
Beasiswa pemerintah Papua bertujuan untuk meningkatkan pendidikan bagi siswa di sana, namun program tersebut seringkali terkendala masalah administrasi.