Professor Repnikova meyakini "suara-suara yang berusaha menentang narasi tersebut langsung cepat dibungkam,” kata dia. "Suara paling lantang cendrung bersifat nasionalistik dan antibarat, yang selaras dengan narasi pro-Rusia,” imbuhnya.
Sementara itu, Sarah Cook dari Freedom House, mengatakan praktik pembungkaman suara-suara yang bertentangan berperan besar dalam kesuksesan propaganda di media dan internet.
"Jika suara-suara di dalam Cina, termasuk milik sejumlah intelektual ternama, atau konten yang disukai oleh warga Cina di Ukraina, tidak dibatasi, maka propagandanya akan menjadi kurang efektif,” ujarnya kepada DW.
Terlepas dari netralitas yang diklaim Cina dalam invasi Rusia, kampanye media sosial yang dijalankan pemerintah membiaskan posisi yang sama sekali berbeda. rzn/yp
