Ini Cerita KKN di Desa Penari versi Widya yang Bikin Merinding!

Sabtu, 14 Mei 2022 | 11:36 WIB
Ini Cerita KKN di Desa Penari versi Widya yang Bikin Merinding!
Ini Cerita KKN di Desa Penari versi Widya yang Bikin Merinding! (imdb.com)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Terlepas dari itu semua, pengalaman KKN ini, tidak akan pernah dilupakan oleh semua rombongan ini.

"Nur," kata Widya masih menenangkan "Nur bisa ndak, cerita ini ojok sampe nyebar yo gok arek2, kan gak enak, nek sampe kerungu ambi warga deso, opo maneh kita disini iku tamu, insyaallah, kabeh lancar, nggih"

(Nur, bisa gak cerita ini jangan sampai menyebar ke teman-teman)

(Kan jadi gak enak, kalau sampai warga desa dengar, apalagi kita disini itu sebagai tamu, insyaallah, semua akan baik-baik saja. ya)

Nur mengangguk, meski enggan menjawab kalimat Widya, dan malam itu, tanpa terasa dilewati begitu saja.

Keesokan harinya, rombongan sudah berkumpul, sesuai janji pak Prabu, hari ini, akan keliling desa, melihat semua proker yang sudah diajukan oleh Ayu tempo hari, sekaligus, meminta saran untuk Proker individu yang harus dikerjakan oleh satu anak sendiri-sendiri.

"Ngene iki, walaupun saya tinggal nang kene, aku yo pernah kuliah loh dek, sarjana lagi" kata pak Prabu, bahasanya medok, campur-campur antara bahasa jawa dan bahasa indonesia, 

Mendengar itu, Wahyu menimpali. "iku lo, rungokno bapak'e, walaupun wong deso, gak lali kuliah"

(Itu loh, dengarkan bapaknya, walaupun rumahnya di desa, tidak lupa kuliah)

Baca Juga: Lokasi KKN di Desa Penari Dimana? Ini Tempat Paling Mistis di Pulau Jawa

Wahyu melanjutkan. "bapake ambil apa dulu? perhutanan ya?"

"Bukan" kata beliau santai. "pertanian"

"Lah ra onok sawah nang kene, piye toh pak" (lah, disini gak ada sawah, gimana sih pak?)

"Ya, memangnya sampeyan pikir hanya karena ambil pertanian harus terjun ke sawah"

Jawaban pak Prabu sontak membuat tawa pecah, Widya melirik Nur, dia sudah bisa ceria lagi, melupakan sejenak kejadian semalam.

Sampailah, mereka di pemberhentian pertama. sebuah pemakaman desa.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI