"Temenku. kating, 2 angkatan di atas kita, satunya lagi, temanya"
Lega sudah. batin Widya. Surat keputusan KKN sudah disetujui semuanya, terdiri dari 2 fakultas dengan proker kelompok dan individu, untuk pengabdian di masyarakat yang akan diadakan kurang lebih sekitar 6 minggu. Hanya tinggal menunggu, pembekalan sebelum keberangkatan.
Jauh hari sebelum malam pembekalan, Widya berpamitan kepada orangtuanya tentang progress KKN yang wajib ia tempuh, ketika orangtua Widya bertanya kemana Projek KKN mereka, terlihat wajah tidak suka dari raut ibunya.
"Gak onok nggon liyo, lapo kudu gok Kota B," (apa gak ada tempat lain, kenapa harus kota B) wajah ibunya menegang. "nggok kunu nggone Alas tok, ra umum dinggoni gawe menungso" (disana tempatnya bukanya hutan semua, tidak bagus ditinggali oleh manusia)
Namun setelah Widya menjelaskan, bahwa sebelumnya sudah dilakukan observasi, wajah ibunya melunak.
"Perasaane ibuk gak enak, opo gak isok di undur setahun maneh" (perasaan ibu gak enak, apa tidak bisa di undur satu tahun lagi)
Widya enggan melakukanya, maka, meski berat, kedua orang tuanya pun terpaksa menyetujuinya.
Hari pembekalan sebelum keberangkatan.
Widya, Ayu, Bima dan Nur, matanya melihat ke sekeliling, khawatir, 2 orang yang seharusnya ikut pembekalan belum juga terlihat batang hidungnya, sampai, menjelang siang, 2 orang muncul, menyapa dan memperkenalkan dirinya di depan mereka.
Baca Juga: Lokasi KKN di Desa Penari Dimana? Ini Tempat Paling Mistis di Pulau Jawa
Wahyu dan Anton. Setelah basa basi, bertanya seputar rencana KKN dari A sampai Z selesai, mereka akhirnya berangkat.
"Numpak opo dik kene??" (naik apa kita nanti?) kata Wahyu.
"Elf mas" jawab Nur.
"sampe deso'ne numpak Elf dik?" (sampai desanya naik mobil Elf dik?)
"mboten mas. berhenti di jalur Alas D engken enten sing jemput" (tidak mas, nanti berhenti di jalur hutan D, nanti ada yang jemput) sahut Nur.
Mendengar itu, Widya bertanya ke Ayu. "Yu, Deso'ne ra isok diliwati Mobil ta?" (Yu, apa desanya gak bisa dimasuki mobil"