Pada awal dibangun, Stasiun Gambir hanya berbentuk stasiun kecil atau halte yang diresmikan pada 15 September 1871, bersamaan dengan pembangunan Halte Koningsplein sebagai perhentian di Weltevreden.
Kemudian NISM membangun pemberhentian baru di Weltevreden pada 1884, yaitu Stasiun Weltevreden yang letaknya tidak jauh dari Halte Koningsplein.
Hal tersebut kemudian membuat stasiun tersebut lebih banyak berperan, terlebih dalam melayani perjalanan kereta jarak jauh seperti Surabaya dan Bandung.
Dimulai dari tahun 1913, Stasiun Weltevreden sempat mengalami beberapa kali renovasi bangunan. Pemerintah kerap mengubah gaya bangunan, hingga melakukan revitalisasi untuk memperbesar dan memperpanjang atap stasiun.
Pada tahun 1937, Stasiun Weltevreden berganti nama menjadi Stasiun Batavia Koningsplein, yang saat ini dikenal sebagai Stasiun Gambir. Pada saat itu, stasiun ini disebut-sebut sebagai stasiun yang paling aktif di Hindia Belanda.
Hal tersebut berdasar karena hampir seluruh kereta jarak jauh utama dan semua kereta menuju Bogor singgah di stasiun Gambir. Selama berjalannya waktu, pemerintah terus melakukan inovasi terhadap Stasiun Gambir.
Hingga akhirnya, pada tanggal 6 Juni 1922, di masa kepresidenan Soeharto, Stasiun Gambir diresmikan untuk umum bersamaan dengan peresmian jalur baru.
Stasiun Gambir sendiri bisa disebut sebagai salah satu ikon Jakarta yang selalu ramai sebagai persinggahan saat musim arus mudik lebaran tiba.
Kontributor : Syifa Khoerunnisa
Baca Juga: KRL Commuter Line Direncanakan Bisa Berhenti di Stasiun Gambir, Ini Kata KAI