3. Desain dan Lokasi Pemakaman Eril

Lokasi pemakaman Eril dekat dengan rumah pribadi Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil. Dalam postingan di akun @ridwankamil, Gubernur Jawa Barat itu memperlihatkan sketsa sebuah masjid dan peti jenazah.
Ridwan kamil menjelaskan bahwa masjid tersebut diberi nama Al Mumtadz sesuai dengan nama akhir Eril. Lokasinya di kampung halaman Atalia Praratya, ibunda Eril. Lahan di sebelah masjid inilah tempat peristirahatan terakhir Eril.
![Viral video yang merekam lokasi pemakaman Emmeril Kahn Mumtadz. Putra sulung Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil itu sendiri akan dimakamkan pada Senin 13 Juni pekan depan. [Instagram]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2022/06/10/59129-lokasi-pemakaman-eril-emmeril-kahn-mumtadz-2.jpg)
Pemakaman dilaksanakan Senin, 13 Juni 2022, di Kabupaen Bandung, Cimaung. Seperti diketahui, setelah dua pekan hilang, jenazah Eril akhirnya ditemukan oleh warga Bern dan dilaporkan oleh warga tersebut ke polisi. Warga yang menemukan Eril bernama Geraldine Beldie.
Dia menemukannya ketika hendak berangkat mengajar dan melewati Bendungan Engehalde sungai Aare, Bern. Geraldine kemudian melaporkan temuannya ke polisi untuk ditindaklanjuti.
Ridwan Kamil lantas kembali ke Bern setelah mendengar kabar dari pihak yang berwenang dari Pemerintah Swiss. Setelah DNA pemuda yang ditemukan tersebut diuji dan ditemukan kecocokan dengan DNA Atalia Praratya, ibunda Eril, pengadilan Swiss kemudian mengizinkan jenazah Eril dibawa pulang ke Indonesia.
Pihak keluarga membawa Eril kembali ke Indonesia pada Sabtu, 11 Juni 2022. Dengan demikian, Eril dan Ridwan Kamil akan tiba di Indonesia pada Minggu, 12 Juni 2022. Oleh karena itu, setelah melalui proses 'tinggal' sebentar di rumah duka, Eril akan dikebumikan keesokan harinya, pada Senin, 13 Juni 2022 di lokasi yang sudah disiapkan.
Demikian informasi fakta pemakaman Eril mulai dari lokasi, waktu pelaksanaan, hingga desain makam dan puisi yang ditulis Ridwan Kamil untuk sang putra.
Baca Juga: Jenazah Eril Akan Dikawal dari Bandara Soetta Sampai Bandung
Kontributor : Mutaya Saroh