Ini Isi Lengkap Khotbah Wukuf di Arafah: Perbedaan Bukan Untuk Dimusuhi

Jum'at, 08 Juli 2022 | 20:38 WIB
Ini Isi Lengkap Khotbah Wukuf di Arafah: Perbedaan Bukan Untuk Dimusuhi
Wukuf di Arafah. (Pixabay/konevi)

Kita disatukan oleh Allah dalam keragaman bangsa, suku, budaya, bahasa, dan banyak perbedaan lainnya yang merupakan sunnatullah.

Kita disatukan dalam Islam rahmatan lil alamin melalui tuntunan syariat menjalankan kewajiban haji di Tanah Suci. Dengan hal ini kita diingatkan betapa pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan dalam bingkai ukhuwah Islamiyyah, ukhuwah basyariyah, dan ukhuwah wathaniyah.

Allah berfirman dalam al-Qur'an surat Al Imran 103:

Artinya: "Berpegangteguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, janganlah bercerai berai, dan ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu bermusuhan, lalu Allah mempersatukan hatimu sehingga dengan karunia-Nya kamu menjadi bersaudara. (Ingatlah pula ketika itu) kamu berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari sana. Demikianlah Allah menerangkan ayat ayat- Nya kepadamu agar kamu mendapat petunjuk."

Ahli tafsir menjelaskan bahwa ayat ini turun untuk mengingatkan umat Nabi Muhammad bahwa dahulu pada masa jahiliah, masyarakat saling bermusuhan sehingga timbullah perang saudara beratusratus tahun lamanya, seperti perang antara kaum Aus dan Khazraj. Allah kemudian mempersatukan hati mereka dengan datangnya Nabi Muhammad  dan mereka masuk ke dalam agama Islam dengan berbondong-bondong.

Allah telah mencabut dari hati mereka sifat dengki dan memadamkan dari mereka api permusuhan sehingga jadilah mereka orang-orang yang bersaudara dan saling mencintai menuju kebahagiaan bersama. Suasana hati yang lembut dan saling mengedepankan persatuan serta persaudaran menjadi sebuah kenikmatan yang harus dipertahankan dan disyukuri.

Dalam ayat lain Allah juga berfirman:

Artinya: "Maka, berkat rahmat Allah engkau (Nabi Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Seandainya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka akan menjauh dari sekitarmu. Oleh karena itu, maafkanlah mereka, mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam segala urusan (penting). Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertawakal." (QS: AlImran: 159)

Ayat ini juga menjadi pengingat akan pentingnya berlaku lemah lembut kepada sesama serta membuang jauh perilakuperilaku yang tidak mengedepankan tata krama, termasuk juga hati yang keras dalam mengajak kepada kebaikan. Alihalih akan mendatangkan sesuatu yang diharapkan, sikap negatif ini justru akan semakin menjauhkan orang-orang baik di sekitar kita.

Baca Juga: Kasus Covid Landai, Menag Yaqut Tetap Minta Jemaah Patuhi Prokes

Mari tebarkan aura menyejukkan dan kedepankan diskusi dengan kepala dingin untuk menyelesaikan berbagai hal dalam mewujudkan kemaslahatan bersama. Bersikap baik dan berperilaku positif sudah menjadi setengah dari kesuksesan kita meraih sesuatu. Hadirin dhuyufurrahman yang dimuliakan Allah.

Dalam momentum haji ini, kita juga diingatkan untuk menanggalkan ke-aku-an kita dengan mengagungkan Allah yang merupakan dzat paling berhak dalam kehidupan. Kita hadir hanya dengan memakai dua helai kain putih yang menjadi simbol ketidakmampuan dan kepasrahan kepada Allah.

Pakaian ihram yang kita pakai ini menunjukkan bahwa kita semua sama di hadapan Allah  .Bukan jabatan, bukan harta, dan bukan kelebihan fisik yang pantas untuk dibanggakan di hadapan Allah karena yang menjadi barometer kemuliaan dihadapan-Nya hanyalah ketakwaan. Allah berfirman:

Artinya: "Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan. Kemudian, Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Mahateliti." (QS Al Hujurat: 13)

Dalam ayat ini pula kita diingatkan oleh Allah untuk senantiasa menyadari adanya perbedaan penciptaan manusia. Ada pria ada wanita dengan berbagai suku bangsa ini bukan untuk dipertentangkan dan saling bercerai-berai. Semua itu adalah untuk saling mengenal, menjalin komunikasi, sehingga terbangun harmoni di tengah kehidupan.

Terlebih di negara kita Indonesia yang sangat bineka dalam kebudayaan dan agama, perlu untuk
dirawat sehingga senantiasa damai dan rukun dalam kehidupan beragama, berbangsa, serta bernegara.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI