"Porsinya untuk oleh-oleh sedikit. Yang paling penting oleh-oleh bukan dari nilai dan harganya. Yang penting punya kesan untuk keluarga," terang Khoirul Anam.
Beli oleh-oleh apa saja sih? Khoirul Anam menjawab, "ya minyak wangi, mainan untuk anak, juga sorban. Nah, banyak (tetangga-tetangga) yang minta oleh-oleh sorban yang sudah ditawafkan."
Sedangkan untuk oleh-oleh kurma, Khoirul hanya membeli kurma ruthab atau kurma muda. Untuk kurma jenis lain, dia memilih membeli di Tanah Air.
"Karena (harganya) lebih murah. Kurma Sukari, misalnya. Untuk berat 3 kilogram saja, hanya Rp 140 ribu. Sementara kalau beli di sini (Arab Saudi), harganya bisa mencapai Rp 200 ribu," ujar Khoirul Anam.
Lain halnya dengan Kiswandi. Laki-laki berusia 56 tahun dari kloter SUB 9 ini banyak menghabiskan uang saku untuk membeli suvenir termasuk oleh-oleh dan makanan.
Kiswandi beranggapan, dengan dibawakan oleh-oleh dan suvenir, teman-temannya bisa mendapatkan berkah, baik itu kenang-kenangan sekaligus memancing mereka agar bisa segera 'diundang' ke Tanah Suci.
"(Saya beli) souvenir untuk teman-teman. Ini buat kenang-kenangan untuk teman-teman, semoga bisa memancing mereka ke sini (Tanah Suci)," ujar Kiswandi.
Meski oleh-oleh dan makanan di Arab sudah banyak dijual di Indonesia, warga Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, tersebut memilih untuk membelinya di Arab Saudi. Kata Kiswandi, lebih bernilai jika dibeli di Tanah Suci.
"Memang di Indonesia (oleh-oleh dan makanan dari Arab Saudi) sudah ada. Cuma, kalau di sini lebih bernilai. Semoga yang memakan dan mendapat oleh-oleh bisa mendapat berkah," kata Kiswandi.
Baca Juga: Jadwal Kepulangan Jemaah Haji Indonesia Kamis 21 Juli 2022
Lalu oleh-oleh apa yang paling banyak dibeli Kiswandi? Dia mengatakan, "oleh-oleh paling banyak dibeli itu kacang Arab. Kalau nggak bawa itu, kurang afdol."