Salah satu komoditas yang telah mengalami peningkatan harga, bahkan sebelum pengumuman dilakukan, adalah telur. Awalnya telur dipasarkan dengan harga sekitar Rp 25.000 per kilogram. Menyusul isu kenaikan harga BBM, telur telah naik hingga di angka Rp 30.000 per kilogram.
Pengamat ekonomi Universitas Jember (Unej) Adhitya Wardhono PhD telah memprediksi bakal terjadi penurunan konsumsi bahan pokok dalam waktu dekat. Menurutnya, inflasi dapat terjadi dikisaran 6 - 8 persen yang disebabkan ekspektasi inflasi sudah terbentuk dahulu dan adanya penyesuaian perilaku.
"Besar kemungkinan pada waktu dekat ini akan terjadi penurunan pada konsumsi dan kenaikan inflasi, tetapi dalam taraf yang moderat," Kata Adhitya, Minggu (4/9/2022).
Ia menambahkan, "Bukan tidak mungkin akibat naiknya harga BBM, kenaikan biaya produksi tarif angkutan dan harga sandang pangan pun juga ikut naik sehingga akan memicu inflasi".
Selain itu, tarif angkutan umum pun akan secara langsung terkena dampak kenaikan harga BBM ini. Ketua Umum Ikatan Pengusaha Otobus Muda Indonesia (Ipomi), Kurnia Lesani Adnan mengatakan, pengusaha bus bakal menghitung kembali tarif seusai kenaikan harga BBM.
"Penyesuaian tarif yang akan kami lakukan kisaran 25%-35%, tergantung daerah dan jarak operasinya," kata Sani saat dihubungi Suara.com di Jakarta, Minggu (4/9/2022).
Lalu apakah setelah kenaikan harga BBM harganya akan semakin tinggi? Tentu menjadi harapan bersama agar kenaikan atau penyesuaian harga yang terjadi tidak akan terlalu memberatkan, dan diimbangi dengan kenaikan pendapatan masyarakat secara umum. Itu tadi sedikit pembahasan mengenai harga barang naik karena BBM yang meningkat.
Kontributor : I Made Rendika Ardian
Baca Juga: Lirik Lagu Galang Rambu Anarki, Karya Iwan Fals yang Berkaitan dengan Harga BBM Naik