Mempermalukan negara
Reaksi keras justru datang dari anggota Komisi I DPR RI Fadli Zon. Ia menyebut aksi serangan Bjorka yang meretas data-data milik pemerintah telah mempermalukan negara. Bahkan, Fadli Zon menyindir pemerintah yang tidak sigap dan justru disebut bak "negara tak bertuan".
"Menurut saya itu kan (serangan Bjorka) mempermalukan sebetulnya. Masa satu orang atau beberapa orang hacker bisa mempermalukan institusi negara atau orang-orang penting di dalam institusi itu ya,” sentil Fadli Zon.
"Ini menunjukan sepertinya negara kita dalam konteks dunia siber ini mirip terra incognito, seperti negara tak bertuan. Mudah sekali diretas, mudah sekali dibobol mudah sekali diintervensi,” kritiknya.
Tak ambil pusing saat data pribadi bocor
Berbeda respons, Mahfud MD justru tak mau tahu dan tak ambil pusing saat data pribadinya dibocorkan Bjorka. Pasalnya, ia menilai data pribadinya yang disebarkan Bjorka sudah ada di Wikipedia dan memang terbuka.
"Banyak yang japri saya bahwa data pribadi saya dibocorkan oleh hacker Bjorka. Saya tak ambil pusing dan tak ingin tahu. Sebab data pribadi saya bukan rahasia, bisa diambil dan dilihat di Wikipedia (Google), di sampul belakang buku-buku saya, di LHKPN KPK. Data pribadi saya terbuka. Tak perlu dibocorkan,” kata Mahfud.
Ini darurat!
Kekhawatiran akan serangan Bjorka tampak nyata diucapkan pleh Wakil Ketua DPR RI Cak Imin. Bagaimana tidak, ia juga menjadi korban Bjorka setelah data pribadinya disebarluaskan.
Baca Juga: Ketahuan! Bjorka Hanya Follow Satu Akun Ini, Mungkinkah Jadi Petunjuk?
Cak Amin pun mendesak pemerintah harus segera bertindak karena aksi Bjorka sudah semakin mengganggu.