Usulan Warga Indonesia Supaya Nonton Bola Aman: Dimulai dari Keluarga

SiswantoABC Suara.Com
Sabtu, 08 Oktober 2022 | 01:00 WIB
Usulan Warga Indonesia Supaya Nonton Bola Aman: Dimulai dari Keluarga
Ilustrasi Bola (Pixabay/Jarmoluk)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Tyo bukan satu-satunya korban anak-anak atau remaja dalam insiden mematikan itu.

Sebanyak 33 orang dari 131 yang dinyatakan tewas, adalah anak-anak berusia antara 3 sampai 17 tahun.

Laporan menyebutkan kebanyakan orang meninggal karena lemas dan cedera kepala, tapi Virta mengatakan dokter tidak mengetahui penyebab kematian keponakannya.

Sehari setelahnya, Tyo kembali di kampung halamannya untuk dimakamkan, dikelilingi oleh keluarganya, yang menurut Virta "masih shock berat".

Usulan perbaikan pengamanan 

Saat Indonesia bersiap untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 FIFA pada tahun 2023, pemerintah dan industri sepak bola Indonesia sedang mencari cara untuk menghentikan tragedi seperti ini terjadi lagi.

Presiden Joko Widodo telah memerintahkan audit semua stadion di Indonesia negeri untuk memastikan protokol keselamatan dan keamanan dipatuhi serta menangguhkan sementara pertandingan liga sepak bola Indonesia hingga perbaikan prosedur keamanan dilakukan.

Persatuan Sepak Bola Indonesia (PSSI) melarang dua ofisial Arema FC beraktivitas di dunia sepak bola Indonesia seumur hidup dan mendenda Arema FC sebesar Rp250 juta rupiah atas tragedi tersebut.

Sementara itu, Nugroho Setiawan, Security Officer Asian Football Confederation (AFC) mengatakan instruksi presiden harus dimaknai sebagai momentum untuk "memulai perbaikan."

"Sepak bola ini olahraga grassroot, tapi harus menjadi aset bangsa dan dijamin keamanannya sehingga juga bisa menjadi hiburan keluarga."

Baca Juga: Sosok Pertama Perekam Video Lorong Stadion Kanjuruhan Dijemput Intel, LPSK Sayangkan Sikap Polisi

Nugroho adalah orang Indonesia satu-satunya pemilik lisensi security officer  FIFA.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI