Suara.com - Presiden Joko Widodo menunjuk Heru Budi Hartono sebagai Pj Gubernur DKI Jakarta menggantikan posisi Anies Baswedan.
Jokowi menyebutkan dipilihnya Kepala Sekretariat Presiden RI itu sebagai Pj Gubernur DKI Jakarta karena mengetahui betul bagaimana rekam jejak pekerjaan Heru.
Menanggapi penunjukkan Pj Gubernur DKI Jakarta itu, eks Jubir Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Dedek Prayudi menyebutkan tugas Heru Budi Hartono kedepannya akan berat.
Pasalnya menurut Dedek Prayudi, Anies Baswedan tidak melakukan hal signifikan selama menjabat sebagai Gubernur. Komentar Dedek diungkapkan melalui akun Twitternya @Uki23 pada Senin (10/10/2022).
"Tugas Pak Heru berat. Praktis Pak Anies tak lakukan apapun signifikan. Soal banjir, naturalisasi sungai di 13 DAS tak dikerjakan sama sekali. Sumur resapan gagal total," tulis Dedek.

"Penurunan kemacetan di DKI sempat dibanggakan saat PSBB dan PPKM, jelas ini pembodohan. Sekarang meningkat lagi," tambahnya.
Diketahui bahwa masa jabatan Anies Baswedan sendiri akan segera berakhir pada 16 Oktober 2022 mendatang.
Dalam mengisi posisinya, presiden telah menunjuk Heru Budi Hartono sebagai sosok familiar di kalangan Pemprov DKI Jakarta dan merupakan orang dekat Jokowi.
Cuitan Dedek Prayudi sendiri sontak mengundang berbagai respons dari warganet, mulai dari pro hingga kontra.
Baca Juga: Dulu Suruh Anak Anies Pakai Hijab, Kini Dokter Tifa Ragukan Skripsi Jokowi
"Enggak fair banget kalau pak Heru dibebankan untuk menyelesaikan 2 masalah utama dalam waktu singkat sedangkan si penyebabnya enak melenggang tanpa merasa bersalah," komentar warganet.
"Memang berat mas Uki, sudah 8 tahun di pucuk pimpinan saja belum bisa menyelesaikan permasalahan itu, apalagi ini cuma PJ yang terbatas kewenangannya," tambah warganet.
"Macet enggak akan hilang, selagi pembelian kendaraan pribadi masih mudah diakses siapa pun," imbuh lainnya.
"Kalau nanti pak Heru selama menjabat bisa mengatasi banjir dan mengurangi kemacetan, pasti kaum sebelah klaim itu kan nerusin kerja Anies," tulis warganet di kolom komentar.
"Pengguna Tranportasi umum tapi naik banget. Itu tandanya berhasil mengajak dan mengedukasi, terutama layanannya terintegrasi, angkot tidak ada yang ngetem, karena Pemda bayar hitungan kilometer bagi provider pemberi jasa," timpal lainnya.
Ditunjuk sebagai Pj Gubernur, Heru sendiri memang bukan orang baru di lingkungan Pemprov DKI Jakarta, dia pernah menjabat berbagai posisi strategis.
Heru sempat menjadi Kepala Biro Kepala Daerah dan Kerjasama Luar Negeri, Wali Kota Jakarta Utara, Kepala Badan Pengelola Keuatanan Aset Daerah (BPKAD), calon Wakil Gubernur mendapingi Basuki Tjahaja Purnama, Kepala Sekretariat Presiden RI, dan lain sebaginya.