Suara.com - Kandidasi buat pemilihan presiden (Pilpres) 2024 sudah memanas, berbagai partai politik sudah melakukan berbagai manuver dengan mengusung calon presiden (capres).
Mulai dari Partai Gerindra dan PKB yang sudah mesra sejak pendaftaran di Komisi Pemilihan Umum (KPU) hingga Partai Nasional Demokrat (NasDem) yang sudah mendeklarasikan Anies Baswedan.
Kendati demikian di tengah keriuhan itu, partai pemegang suara terbesar di Pilpres 2019 lalu yakni PDI Perjuangan masih belum menentukan calonnya secara resmi.
Tak kunjung bersiulnya PDIP soal capres mereka, rupanya didukung oleh kekuatan politik mereka sendiri.

Dalam hal ini Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno menyebutkan bahwa PDIP memiliki instrumen politik lengkap sehingga percaya diri belum mengusung satu pun calon presiden seperti partai lainnya.
"Kenapa PDIP tuh lebih kalem daripada yang lain ya karena begitu banyak instrumen yang sudah dimiliki," ujar Adi dalam perbincangan di kanal YouTube Total Politik.
Setidaknya menurut Adi ada empat instrumen politik penguat PDIP yang membuat partai tersebut masih anteng di tengah memanasnya politik.
"Satu mesin politiknya kuat, dua pemenang pemilu dua kali, yang ketiga punya Queen Maker namanya Mbak Mega, yang keempat punya King Maker punya Jokowi," kata Adi.
"Wajar ketika Bang Masinton [kader PDIP] bicara kemana-mana enteng dan rileks, punya empat instrumen ini, yang kelima kalau mau ditambahkan punya capres tinggal diumumkan."
Baca Juga: 3 Hari Lagi Lepas Jabatan, 23 Janji Anies Baswedan saat Kampanye Sudah Terpenuhi?
PDIP Bakal Usung Capres Juli 2023
Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto memperkirakan calon presiden yang akan diusung partainya pada Pemilu 2024 diumumkan pada Juni 2023.

"Pak Jokowi dulu diumumkan oleh Bu Mega pada Maret 2014, pemilunya pada bulan Juni sehingga kalau kita menggunakan analogi itu kira-kira Juni tahun depan (2023) pas Bulan Bung Karno," kata Hasto saat menjadi pembicara dalam diskusi Election Corner bertema "Mengembalikan Kembali Politik Programatik di Pemilu 2024" di Fisipol UGM Yogyakarta, di Kabupaten Sleman, Senin (10/10/2022).
Terkait pengumuman capres, menurutnya, PDIP telah memiliki pengalaman pemilu berulang kali sesuai dengan tahapan yang ditetapkan KPU RI.
"Tahapan pemilu masih Oktober tahun depan, pencapresan kita terus berdialektika," ujarnya.
Demikian pula saat mengumumkan cawapres pendamping Jokowi pada Pemilu 2019, menurut Hasto, tidak bisa lepas dari dinamika politik yang berkembang saat itu.