Surabaya Kota Toleransi, Wali Kota Eri Cahyadi: Matur Nuwun untuk Seluruh Warga

Kamis, 03 November 2022 | 15:44 WIB
Surabaya Kota Toleransi, Wali Kota Eri Cahyadi: Matur Nuwun untuk Seluruh Warga
Deklarasi Surabaya Damai, di halaman Balai Kota Surabaya, Jumat (28/10/2022).

Menariknya, kegiatan ini juga turut dimeriahkan pementasan seni budaya dari berbagai suku yang ada di Indonesia. Di antaranya, Tari Remo dari Jawa Timur, Jaipong dari Sunda, Tati Sigeh Pengunten dari Lampung, Mocopat dari Penghayat Kepercayaan Surabaya, Tarian Empat Etnis dari Suku Bugis, Tari Pasambahan dari Suku Minang, dan Kasuari Dance dari Papua.

Tak hanya sekedar penampilan lintas seni dan budaya. Namun, di momen itu juga dilaksanakan Doa Bersama Lintas Agama serta Deklarasi Surabaya Kota Toleran oleh perwakilan berbagai suku dan pemuda di Kota Surabaya.

“Saya yakin, jikalau Surabaya dengan pemuda-pemudanya yang hari ini membacakan Deklarasi Persamaan Satu Negara Indonesia, dalam darah kita terpatri NKRI harga mati,” ujar Wali Kota Eri dalam acara tersebut.

Pada kesempatan yang sama, Tokoh Ulama Nasional, Miftah Maulana Habiburrahman berharap daerah lain dapat mencontoh kerukunan masyarakat yang ada di Kota Surabaya. Menurut dia, meski Surabaya dihuni sekitar 34 suku bangsa, namun warganya tetap rukun dan saling menghormati antar satu dan lainnya.

"Wong Indonesia (Orang Indonesia) kalau bisa akur (rukun) seperti di Surabaya ini, Insyaallah menjadi baldatun thayyibatun wa rabbun ghofur," kata Gus Miftah, sapaan lekatnya.

Selain Gus Miftah, perwakilan tokoh Agama Katolik, Yusi juga sangat mendukung keseriusan pemkot dalam menjaga keberagaman dan kesatuan di Surabaya.

“Biasa kami lakukan di Kota Surabaya untuk doa dari masing-masing agama. Perayaan-perayaan agama pun kita mengadakan acara yang sama. Artinya, hal itu semakin menguatkan Surabaya menjadi salah satu kota toleransi di Negara Indonesia,” kata Yusi.

Tokoh Agama Konghucu, WS Liem Tiong Yang juga menyatakan hal yang sama. Ia menilai bahwa Surabaya sangat layak menjadi pelopor kota toleransi dan keberagaman di Indonesia. Bahkan ia meyakini, Surabaya mampu menjadi barometer bagi daerah lain dalam menciptakan keamanan dan kenyamanan bagi umat beragama.

Deklarasi Surabaya Damai, di halaman Balai Kota Surabaya, Jumat (28/10/2022) pagi.
Deklarasi Surabaya Damai, di halaman Balai Kota Surabaya, Jumat (28/10/2022) pagi.

“Karena hampir semua suku di Indonesia ada di Surabaya, sehingga bisa menjadi barometer bagi kota-kota lain karena keberagaman tetap terjaga di Kota Surabaya. Masyarakat bisa melihat keberagaman dan kesatuan di Surabaya dengan enjoy (nyaman) dan itu harus dijaga terus,” pungkasnya. (Adv)

Baca Juga: Terus Bersolek, Kawasan Pecinan Kya-Kya Diharapkan Jadi Ikon Surabaya

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI