Ratusan Suporter Kumpul di Bandung Tuntut PSSI Bertanggung Jawab Tragedi Kanjuruhan

Iwan Supriyatna Suara.Com
Minggu, 08 Januari 2023 | 16:24 WIB
Ratusan Suporter Kumpul di Bandung Tuntut PSSI Bertanggung Jawab Tragedi Kanjuruhan
Suporter Indonesia membentangkan spanduk terkait Tragedi Kanjuruhan saat pertandingan sepak bola Grup A Piala AFF 2022 antara Indonesia dan Kamboja di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta Pusat, Jumat (23/12/2022). [Suara.com/Alfian Winanto]

“Tragedi Kanjuruhan itu menurut saya kelalaian, dan banyak tragedi di Indonesia dilupakan sampai hari ini tidak pernah diselesaikan menurut saya itu kebiadaban,” ucapnya.

Andreas pun menyerukan kepada seluruh suporter sepak bola di Indonesia untuk tidak berhenti menuntut keadilan bagi para korban dan keluarga korban, karena tragedi Kanjuruhan ini adalah sikap lalai yang ditunjukkan oleh PSSI.

“Jadi jangan pernah kita lupa menuntut keadilan bagi para korban, jangan lupa kita menuntut otoritas yang berlaku bahwa mereka harus ikut bertanggung jawab menyelesaikan ini,” tegasnya.

Andreas yang dikenal sangat lantang menyuarakan keadilan bagi korban Kanjuruhan ini pun mengajak seluruh awak media, suporter untuk tidak memberitakan Liga 1 Indonesia sampai ada keadilan bagi para korban.

“Kita memboikot pemberitaan liga 1 hingga sampai ada titik terang dalam kasus di Kanjuruhan. Tetap jaga harapan kita bahwa kasus Kanjuruhan bisa diusut tuntas, kita tetap menuntut agar keadilan bagi para korban, keadilan bagi keluarga korban bisa ditegakan,” jelasnya.

Diakui Andreas, salah satu bukti ketidakpedulian PSSI terhadap ratusan korban Kanjuruhan adalah tidak adanya rasa hormat atau respek dalam tindakan, seperti melakukan doa kepada korban sebelum pertandingan Timnas atau menggunakan pita hitam di lengan. Parahnya, PSSI malah memberikan hormat kepada legenda sepak bola Brazil Pele dan mengabaikan ratusan nyawa akibat kelalaian mereka.

“Bahkan lihat di pertandingan piala AFF, berdoa untuk meninggalnya Pele. Sedih betul saya, 135 orang aja tidak di doain sama mereka, gak ada ban hitam di lengan mereka. Jadi tuntut juga juga ke klub kita masing-masing, suruh pasang ban hitam sebagai duka tragedi Kanjuruhan,” ungkapnya.

Untuk itu, Andreas mengajak seluruh masyarakat pecinta sepak bola Indonesia mendoakan PSSI agar bisa berbenah. Salah satu yang harus dibenahi adalah bertanggung jawab dalam memitigasi hal-hal yang bisa memakan korban dalam sepak bola ke depan.

“Kita berdoa juga agar PSSI bisa berbenah, menurut saya satu alasannya tadi, mereka kemudian harus bertanggung jawab, bisa mencegah terjadinya tragedi Kanjuruhan, malah mereka sekarang balik badan, bicara ini, bicara itu,” katanya.

Baca Juga: Psikolog Ungkap Kondisi Pemain Arema FC Pascatragedi Kanjuruhan: Energinya Positif

Andreas pun mengajak seluruh masyarakat untuk terus melakukan aksi menuntut keadilan bagi setiap korban jiwa dalam sepak bola Indonesia, baik korban Kanjuruhan maupun korban-korban di stadion-stadion lainnya.

“Menurut saya ini jadi contoh buat teman-teman yang lain, semoga energinya sampai besok di Bekasi, semoga energinya sampai tanggal 11 di Malang, muda-mudahan banyak energi yang tersampaikan diberbagai penjuru di Indonenesia bahwa keadilan di Kanjuruhan, keadilan bagi korban Kanjuruhan harus ditegakan,” tegasnya.

“Teriakan paling keras diboikot banyak orang, Pandit di unfollow banyak orang, banyak yang pada gak datang, bodoh amat saya. Ada situasi yang kemudian tidak terelakkan di sepak bola Indonesia, rusak hari ini sepak bola Indonesia karena menormalisasi semua kematian-kematian di stadion,” tutupnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI