"Idealnya kita mendeklarasikan koalisi sekaligus deklarasi capres dan cawapres," ujar AHY setelah acara Perayaan Natal Nasional Partai Demokrat, di Hotel Sultan Jakarta Pusat, Minggu (8/1/2023).
Persaingan Cawapres AHY dan Aher
Partai Demokrat mendukung AHY untuk mendampingi Anies sebagai cawapres, sementara PKS mengusulkan Wakil Ketua Majelis Syura, Ahmad Heryawan alias Aher. Persaingan keduanya kian ketat, termasuk soal elektabilitas.
Berdasarkan sejumlah survei, tingkat elektabilitas AHY sebagai cawapres lebih tinggi. Namun beberapa waktu lalu, Aher mengatakan elektabilitasnya bisa naik jika memang namanya yang akan terpilih menjadi pendamping Anies pada Pilpres 2024.
Anies sendiri pada Rabu (2/11/2022) sempat ditanya soal siapa yang ia inginkan untuk maju sebagai cawapres, AHY atau Aher. Namun, ia hanya tersenyum. Ia kemudian menyebut beberapa kriteria.
Ia mengatakan ada tiga kriteria yang diperlukan bagi cawapresnya. Yakni, membantu pemenangan, stabilitas koalisi, dan efektivitas pemerintahan. Ia tak menyebut nama karena menurutnya akan muncul sendiri.
Terbaru, AHY meminta kepada para elite PKS untuk tidak memaksakan Aher menjadi cawapres dari Anies Baswedan di Pilpres 2024 mendatang. Menurutnya, capres sendiri yang seharusnya memilih.
"Ketika kelak mendapatkan amanah untuk menjalankan roda pemerintahan. Bukan ‘kawin paksa’," kata AHY dalam keterangan tertulis, Kamis (26/1/2023).
"Untuk itu, Demokrat akan mengajak PKS agar menyerahkan keputusan cawapres kepada capres yang kita usung. Dengan demikian, tiga partai memiliki kesetaraan yang sama dalam koalisi,"sambungnya.
Baca Juga: Disebut Hanya Salahkan Anies, Janji Jokowi soal Banjir Lenyap Jika Jadi Presiden Disorot
PKS melalui juru bicaranya, Muhammad Kholid langsung menanggapi pernyataan AHY. Ia mengatakan tidak ada paksaan bagi Aher untuk maju sebagai cawapres. Lebih lanjut, pembahasan calon pendamping Anies bersama NasDem dan Demokrat selalu berjalan dinamis.