Suara.com - Sekretaris Jenderal DPP PDIP, Hasto Kristiyanto, meminta semua pihak menunggu saja soal ada atau tidaknya perombakan kabinet atau reshuffle dalam waktu dekat yang dilakukan Presiden RI Joko Widodo atau Jokowi.
Hal itu disampaikan Hasto ketika menanggapi pertanyaan awak media apakah ada isyarat terjadi reshuffle dalam waktu dekat terlebih usai Jokowi memanggil Ketua Umum DPP Partai NasDem Surya Paloh ke Istana pada Kamis (26/1) kemarin.
Hasto menutrukan, terkait reshuffle hanya bisa terjadi atas kehendak dari Presiden Jokowi.
"Reshuffle kan saya berulang kali menegaskan hanya bisa terjadi atas kehendak dari presiden karena presiden yang punya hak prerogratif untuk melakukan evaluasi ke jajaran kabinetnya," kata Hasto saat ditemui di Kantor DPC PDIP Kota Bandung, Bandung, Jawa Barat, Jumat (27/1/2023).
PDIP sendiri, kata Hasto, meyakini jika reshuffle dilakukan untuk meningkatkan efektifitas kinerja pemerintahan. Untuk itu, ia meminta semua pihak menunggu.
"PDIP percaya bahwa ketika reshuffle itu dilakukan betul betul bertujuan meningkatkan efektifitas dan kinerja kabinet. Jadi kita tunggu saja keputusan pak presiden," tuturnya.
Sementara di sisi lain, Hasto menyampaikan, bahwa PDIP kerap kali menberikan masukan ke Presiden Jokowi, terlebih Megawati Soekarnoputeri pernah menitipkan pesan ke Sekretaris Kabinet Pramono Anung.

Namun, soal keputusan perombakan kabinet atau kebijakan lainnya itu merupakan hak prerogratif presiden.
"Nah terkait dengan hal tersebut tentu saja partai memberikan masukan secara konstruktif tapi keputusan di tangan presiden," pungkasnya.
Baca Juga: 'Kangen-kangenan' Jokowi-Surya Paloh Kembali Ngobrol Setelah 3 Bulan Diam-diaman
Dipanggil Mendadak