Suara.com - Wakil Gubernur Jawa Barat (Wagub Jabar), Uu Ruzhanul Ulum, mengaku direstui Gubernur Jabar Ridwan Kamil untuk maju menggantikan posisinya. Namun, hal tersebut dibantah oleh Kang Emil, begitu Ridwan Kamil disapa. Menurutnya, pernyataan itu mendoakan bukan merestui.
"Kalau bahasanya jadi kata restu, saya kira itu mah pilihan wartawan saja. Tapi, bahasa saya adalah mendoakan semua yang mempunyai maksud Allah permudah urusannya termasuk kepada istri saya," ujar Kang Emil, di Bandung, Jumat (17/2/2023).
Pernyataan siap maju sebagai cagub Jabar pun tak lepas dari rekam jejaknya yang ikut disorot. Jika menilik beberapa waktu ke belakang, sosok Uu Ruzhanul Ulum sempat menjadi topik perbincangan karena beragam opininya kerap menuai kontroversi.
Rekam Jejak Uu Ruzhanul
Uu mengawali karier politiknya dengan bergabung Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Ia saat itu disebut sebagai kader yang berprestasi hingga terpilih menjadi anggota DPRD Kabupaten Tasikmalaya pada tahun 1999.
Lalu, selama dua periode, yakni pada tahun 2004 dan 2009, Uu terpilih menjadi ketua dewan. Ia semakin mengepakkan sayapnya dengan menjabat Bupati Tasikmalaya. Ia bersama wakilnya, Ade Sugianto, berhasil memperoleh 249.199 suara pada Pilkada Tasikmalaya 2011.
Setelahnya, Uu menjadi wakil Ridwan Kamil dalam Pilgub Jabar 2018. Pasangan ini menerima dukungan dari empat partai politik, yaitu NasDem, Hanura, PPP, dan PKB. Keduanya berhasil memenangkan pemilihan dan dilantik pada 5 September 2018.
Selama menjadi Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu kerap memicu kontroversi dengan sejumlah pendapatnya. Di antaranya, saat Bandung tercatat menjadi daerah yang warganya paling banyak menderita HIV/AIDS, ia malah mengusulkan poligami sebagai solusi.
Menurutnya, poligami diperbolehkan dalam agama, sehingga menyarankan hal tersebut. Tujuannya sendiri, kata Uu, agar para suami tidak berhubungan intim dengan pekerja seks komersil atau PSK yang bisa saja menularkan virus HIV/AIDS.
"Daripada seolah-olah dia (suami) tidak suka begitu, tapi akhirnya kena (HIV) ke istrinya sendiri. Toh, agama juga memberikan lampu hijau asal siap adil kenapa tidak?" kata Uu.
"Makanya, daripada ibu kena (HIV) sementara ketahuan suami seperti itu mendingan diberikan keleluasaan untuk poligami," imbuhnya.
Selain itu, Uu juga kerap menyebut kasus bullying bocah di Tasikmalaya yang dipaksa setubuhi kucing sebagai candaan anak-anak pada umumnya. Ia pun mengaku heran mengapa hal tersebut sampai harus diviralkan.
"Itu candaan lah ya. Itu biasa itu. Tapi, justru karena ada medsos dan jadi pertanyaannya, kenapa mesti diviralkan?" kata Uu, di kantor KPAID Kabupaten Tasikmalaya, beberapa waktu lalu.
Tak hanya menyebut bullying sebagai candaan anak-anak biasa, Uu juga sempat meminta agar kasus itu diselesaikan secara damai. Lalu, ia mengatakan bahwa pelaku perekam dan pengunggah video perlu diusut.
“Menyarankan kasusnya islah (damai), namun meminta pelaku perekam dan pengunggah video harus diusut tuntas,” ucap Uu.