Artinya: Barang siapa yang berpuasa Ramadhan dalam keadaan iman dan ihtisab, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. (Sayyid Muhammad bin Alwi al-Maliki, Khashaisu Ummati-l Muhammadiyyah, Hai’atu-sh Shofwati-l Malikiyyah, h. 192).
Hadirin rahimakumullah
Bercermin pada hadits tersebut, agar kita semua bisa memperoleh keutamaan-keutamaan Ranadhan yang telah dijelaskan, maka setidaknya ada dua syarat yang harus dilakukan antara lain:
Pertama, puasa dalam keadaan beriman. Iman yang dimaksud disini adalah membenarkan semua balasan serta pahala yang telah dijanjikan oleh Allah SWT.
Kedua, puasa dalam keadaan ihtisab, yakni mengharap ridha Allah SWT. Bukan puasa lantaran takut menjadi bahan penggunjingan dikehidupan orang lain.
Oleh karena itu, sudah sepantasnya kita dalam menjalani puasa Ramadhan memahami kemuliaan ibadah ini, menjaga lisan dari dusta, ghibah, fitnah, menjaga selueuh anggota badan dari perbuatan maksiat, menjaga hati dari sifat hasad, iri, dengki dan tidak memusuhi sesama manusia. Jika kita tidak menjauhi sifat-sifat tercela itu, maka dikhawatirkan kita akan masuk dalam golongan orang-orang yang disabdakan oleh Rasulullah.
Artinya: Betapa banyak orang yang berpuasa tapi tidak mendapat secuil apapun dari puasanya kecuali hanya lapar dan haus. (Imam al-Ghazali, Bidayatu-l Hidayah, bab Adabu-sh Shiyam).
Demikianlah kutbah Jumat yang bisa saya sampaikan hari ini. Akhir kata
Wassalamu'alaikum Wr.Wb.
Baca Juga: Jusuf Hamka Cerita Ibu Kristen yang Toleran, Dibangunkan Sahur-Beli Wajan Khusus Jaga Kehalalan
Demikian tadi contoh khutbah Jumat tentang puasa singkat dan penuh makna. Semoga ibadah puasa Ramadhan kita berjalan lancar dan mendapat keberkahan dari Allah SWT.
Kontributor : Putri Ayu Nanda Sari