Adu Gengsi Remaja Bawa Petaka di Awal Ramadan

Kamis, 30 Maret 2023 | 16:18 WIB
Adu Gengsi Remaja Bawa Petaka di Awal Ramadan
Ilustrasi tawuran antarwarga. [Antara]

Suara.com - Hampir setiap bulan Ramadan diwarnai aksi tawuran remaja di Kota Metro Politan. Pemicunya kadang cuma masalah sepele, beradu gengsi, seperti permainan “Perang Sarung”. Tak jarang tawuran itu merenggut nyawa.

Teranyar, peristiwa nahas terjadi di awal Ramadan menjelang sahur, Kamis, 23 Maret 2023. Seorang pemuda bernama Muhamad Jatmico meregang nyawa di Jalan Banjir Kanal Barat, Kelurahan Jatipulo, Palmerah, Jakarta Barat. Jatmico tewas setelah diserang oleh sejumlah remaja menggunakan senjata tajam clurit.

KETIKA tengah asik main gitar di teras rumah, ponsel Acoy tiba-tiba berdering. Dari ujung telepon, Acoy mendengar kabar teman-temannya sedang bentrok dengan kelompok pemuda kampung sebelah.

Meski telah dipagari tembok antar kampung tersebut, tak berarti bisa menghentikan pertikaian antara warga Kota Bambu dan Jatipulo. Dua kampung itu berada di Kecamatan Palmerah, Jakarta Barat.

Tanpa pikir panjang, permuda 20 tahun itu langsung menaruh gitar usang yang sedari tadi dipeluknya. Sejurus ia bergegas menuju perbatasan perkampungan tersebut.

Ketika keluar dari gang rumahnya, Acoy  tak sendiri, teman-temannya yang lain sudah menanti. Di sana sudah disiapkan berbagai jenis senjata tajam, mulai dari celurit hingga golok berjeruji atau biasa mereka sebut golok sisir.

Tanpa kata-kata arahan, Acoy langsung menggenggam celurit berukuran 30 cm. Langkah kakinya makin cepat menuju ke lokasi bentrok.

Agar tak dikenali, Acoy melepas kaos untuk dijadikan penutup wajah. Seketika tubuh kurusnya telanjang dada.

Setibanya di lokasi, Acoy bersama pasukan-nya yang dinamai Komandan Pasukan Selon 215 alias Kopastel langsung ambil posisi siaga satu, pertanda siap menyerang. Meski terjadi hujan batu dan botol kaca, namun tidak mengubah barikade mereka.

Baca Juga: Pedagang Takjil di Pasar Ramadan Pekanbaru Didapati Gunakan Bahan Berbahaya, Disperindag Minta Masyarakat Waspada

“Satu..Dua..Tiga.. Maju..!!” pekik salah seorang anggota yang mengomando serangan.

Tak berselang lama, salah seorang kelompok lawan terjatuh. Pemuda itu langsung dikeroyok oleh anggota Kopastel.

Tawuran remaja di Johar Baru. [Instagram]
Tawuran remaja di Johar Baru. [Instagram]

Saat peristiwa itu terjadi, Acoy langsung mundur ke belakang, lantaran betis kirinya terkena pecahan beling akibat lemparan botol kaca dari pihak lawan. Selain itu Acoy mengaku tidak tega menyiksa musuhnya yang sudah terkapar tak berdaya.

“Gue gak ikut ngebagi (menghajar) karena udah jatuh, takutnya anak orang mati. Lagian pas itu kaki gue kena beling,” kata Acoy saat ditemui Suara.com di sebuah warung kopi, Kota Bambu, Palmerah, Senin, 27 Maret lalu.

Pemuda yang hanya lulusan sekolah dasar pertama ini mengaku, dirinya hampir tidak pernah absen dalam aksi tawuran. Tetapi harus ada alasan yang masuk akal.

Salah satu alasan yang rasional bagi Acoy agar terlibat dalam tawuran yakni jika ada teman-nya yang disakiti oleh orang lain atau diserang kelompok lain.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI