Konflik antara mantan presiden Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko kembali mencuat. Baru-baru ini, SBY mengungkapkan keresahannya atas pengajuan peninjauan kembali (PK) yang dilakukan Moeldoko Cs ke Mahkamah Agung (MA) mengenai Partai Demokrat.
Kubu Moeldoko mengajukan PK atas gugatan untuk mengesahkan hasil Konferensi Luar Biasa (KLB) yang dilakukan oleh kubu kiri Demokrat pada 2021 lalu.
SBY pun cemas atas tindakan Moeldoko yang diduga akan mengambil alih kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), sang putra yang kini masih menjabat sebagai Ketua Umum Demokrat.
Jauh sebelum konflik ini terjadi, SBY dan Moeldoko merupakan rekan kerja yang cukup erat. Lalu, bagaimana runtutan polemik ini terjadi? Simak inilah selengkapnya.
1. Dahulu berhubungan baik
Hubungan baik keduanya mulai tampak sejak tahun 2013 saat SBY memasuki akhir periode kedua jabatannya sebagai Presiden Indonesia. Moeldoko pun pernah ditunjuk SBY sebagai Panglima TNI. Hubungan keduanya semakin erat dan sering menampakkan kebersamaan di berbagai kesempatan, terutama kunjungan kenegaraan.
2. Konflik mulai tercium di tahun 2019
Konflik antara Moeldoko dan SBY pun tercium sejak tahun 2019. Saat itu, nama SBY terseret dalam kasus Bank Century. Berita soal keterlibatan SBY di Bank Century ini diungkap oleh media internasional Asia Sentinel.
Di tengah-tengah isu ini, mendadak muncul foto kebersamaan Moeldoko dengan co-founder media Asia Sentinel, Lin Neumann. Kisruh pun mulai tercium ketika publik menuduh adanya kerjasama antara Moeldoko dengan pihak Asia Sentinel yang sengaja memberitakan bahwa SBY terlibat pencucian uang sebesar 12 juta dollar US di tahun 2019 tersebut.
Baca Juga: Hakim Agung Sudrajad Dimyati Divonis 8 Tahun Penjara
3. Moeldoko cs gelar KLB tanpa Ketum Demokrat